Wednesday 27 April 2011

Menggapai mimpi ke Gunung Rinjani

pagi itu, suasana pagi desa Sembalun telah membangunkan kami, begitupun juga aku. aku bergegas menuju kamar mandi untuk membasuh muka dan menggosok gigi, teman-temanku juga melakukan aktifitas serupa, setelah melakukan hal tadi, aku langsung membereskan barang-barang untuk pendakian nanti.

sebelum melakukan pendakian, kami berkesempatan untuk menikmati sarapan pagi di sebuah rumah penduduk Sembalun, dengan latar belakang puncak Rinjani yang indah, sarapan pagipun terasa sangat nikmat, dan aku mungkin juga kami sudah tidak sabar untuk segera melakukan pendakian.

dan....pada pukul 10 pagi pendakian itupun benar-benar tiba, sebelum melakukan pendakian,
kami semua memanjatkan doa kepada Tuhan sang pencipta, agar nantinya pendakian bisa berjalan dengan lancar tanpa satu hambatan. semuanya persiapan telah beres, saatnya pendakian dimulai.

aku berjalan dirombongan belakang, tampak semuanya sangat semangat sekali dalam melakukan pendakian ini. kami melewati jalan yang lebar dan beraspal, kemudian mulai memasuki jalur pendakian yang berbatu. setelah melewati jalan tersebut, kami memasuki jalan setapak bertanah yang dikelilingi oleh sabana-sabana yang indah.

disinilah pendakian benar-benar dimulai, kami melewati jalan yang berputar-putar melewati padang sabana yang luas, rumput-rumput hijau menjadi penghiasnya. cuaca yang panas membuat keringat kami bercucuran, dan pendakian masih saja terus melewati padang sabana.

beberapa jam kemudian, setelah melewati tanjakan yang lumayan terjal, akhirnya kami tiba di pos 1, tampak di Pos 1 rekan-rekan yang tiba terlebih dahulu sedang beristirahat. kami yang baru tiba di Pos 1 segera meletakkan beban yang sedari tadi merangkul dipundak, dan kamipun beristirahat disini.

rasa gerah yang teramat sangat, memaksa aku untuk membuka baju, agar keringat dan rasa gerah segera hilang ditiup angin sejuk itu. nyemil-nyemil dan tidur-tiduran menghiasi suasana istirahat saat itu, tak lupa sembari bercengkrama bersama sahabat-sahabat baru.

hampir setengah jam beristirahat, kami melanjutkan perjalanan. jalur yang kami lewati tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, yaitu masih melewati padang sabana yang indah. kami terus saja melewati bukit-bukit dan padang sabana dengan jalur yang berkelok-kelok.

cuaca yang sangat panas agak menggangu perjalanan, entah sudah berapa kali keringat yang membasahi tubuh, tapi sumua itu tak dihiraukan, kami terus dan terus berjalan melewati jalan ini, dan sampai akhirnya kami tiba di pos 2 sore hari. mengingat hari yang sudah sore, akhirnya kami putuskan untuk bermalam disini.

kami mulai mendirikan tenda diatas sebuah jembatan, agak riskan memang, tapi hanya tempat inilah yang masih tersisa untuk mendirikan beberapa tenda. tenda sudah berdiri semua, kami menikmati suasana angin yang semakin dingin, dan bercengkrama sambil memandang ke arah cakrawala sana.

malam telah datang, kopi dan teh manis telah siap dihidangkan. kami semua team pendakian berkumpul didalam satu buah naungan tenda yang agak besar. kami bercengkrama disini, berbincang-bincang dalam sebuah hangatnya malam, bercanda tawa sembari melawan rasa dingin.

setelah puas menikmati malam bersama para sahabat alam, kami semua kembali ke masing-masing tenda untuk melanjutkan aktifitas menghabiskan sisa-sisa malam. dan saatnya kami semua tidur untuk menghilangkan lelah karena perjalanan tadi, untuk mengembalikan stamina kami.

pagi hari kami terbangun, begitu juga aku. aku bergegas keluar tenda menikmati keindahan pagi di pos 2, rekan-rekan yang lainpun menjalankan aktifitas yang sama. sembari merasakan suasana pagi, aku sempat kan untuk membereskan barang-barang yang aku gunakan tidur semalam, kecuali tenda.

kami semua sarapan sebelum melanjutkan pendakian lagi, sarapan yang sangat nikmat, walau lauknya tidak begitu istimewa. selepas sarapan kami mulai membereskan barang-barang, selesai packing kami mulai siap bergerak lagi, dan kira-kira jam 9 kami melanjutkan perjalanan lagi.

jalur yang kami lewati masih seperti sebelumnya, yaitu masih melewati padang sabana, cuaca yang terik juga menjadi pelengkapnya. kami terus melangkahkan kaki, dan beberapa jam kemudian, kami tiba disuatu tempat seperti sungai yang telah mati dan dikelilingi bukit.

kami beristirahat disini, adapun yang sedang asik menikmati makan, aku hanya nyemil-nyemil coklat dan roti hasil dikasih oleh rekanku. setelah puas beristirahat disini, kami mulai melanjutkan perjalanan untuk bisa sampai di pos selanjutnya, perjalanan lebih berat dari sebelumnya.

kami terus saja berjalan, memutari punggungan-punggungan bukit dengan rumput-rumput yang tinggi di kanan kiri kami, dan sampai akhirnya kami tiba di Pos 3. disini kami beristirahat, panas yang terik, keringat yang bercucuran, membuatku ingin sekali buka baju untuk menghilangkan rasa gerah itu.

disela-sela beristirahat, kami memakan buah nanas yang dibawa dari sembalun, aahhh...sungguh segar menikmati nanas tersebut disiang hari yang terik ini, tanpa ragu semua banyak yang nambah. setelah selesai beristirahat kami melanjutkan perjalanan lagi, jalur yang kami lalui akan lebih berat dari sebelumnya.

jalur sudah tidak seperti sebelumnya, kami mulai banyak menemukan pepohonan, akan tetapi jalur terus menanjak terjal. selepas pos 3 kami dihadapkan dengan sebuah tanjakan terjal yang berbukit seperti tak berujung, itu pasti amat sangat melelahkan, tetapi kami harus melewatinya.

entah sudah berapa kali langkah ini terhenti, aku terus menatap tanjakan itu sembari bertanya dalam hati "kapan tanjakan ini berakhir?". selepas melewati tanjakan pertama, kami kemudian dihadapkan lagi dengan tanjakan kedua, aku berhenti sejenak disini, mengatur nafas yang sudah ngos-ngosan.

setelah nafas kembali normal, aku mulai melanjutkannya lagi, setiap beberapa langkah aku terhenti sambil menatap tanjakan itu. terus berjalan, kami tiba di tanjakan bukit yang ketiga, rupanya dihadapanku masih ada beberapa bukit lagi yang harus dilewati, disini kami beristirahat.

kami memutuskan untuk membuat kopi, sembari menemani waktu istirahat kami. kopi telah selesai dibuat kamipun meminumnya sambil melihat pemandangan sekitar, aku menatap puncak Rinjani yang berada disebelah kiri dari jalur, menatap dan terus menatap sambil tiduran, dan tanpa sadar aku tertidur.

aku terbangun oleh rasa dingin, rekan-rekan yang lain tampak lagi asik menikmati makanan dan minuman yang tadi dibuat. tak berselang lama, kami mulai melanjutkan perjalanan lagi, tanjakan-tanjakan terjal itu harus selesai kami lewati agar bisa sampai di pos selanjutnya.

kami terus berjalan, selalu dan selalu berhenti setelah beberapa langkah. tanjakan-tanjakan terjal telah kami lewati, namun dihadapan kami masih saja terlihat tanjakan. disela perjalanan aku terus saja nyanyi lagunya D'masiv, "cukup...sudah kau sakiti aku lagi", berulang kali aku menyanyikan lagu tersebut.

bukan karena sedang patah hati pada wanita, tapi karena lagu itu sepertinya sangat cocok dengan situasi saat itu. kami terus saja dihadapkan tanjakan, dan berharap udahan donk tanjakannya, karena itulah aku terus saja menyanyikan lagu tersebut. dan sampai sekarang, jika mendengar lagu tersebut keingat suasana itu, dan aku anggap sebagai soundtrack pendakian :D.

kami terus melanjukan perjalanan, tampak ujung bukit sudah terlihat, dan kami terus berjalan. sambil tertatih-tatih kami terus berjalan, ujung bukit itupun sudah hampir dekat. sambil berjalan seorang temanku berkata "itu pelawangan Sembalun, dari disitu danau Segara Anak udah bisa terlihat". mendengar kata-kata tersebut aku menjadi tambah semangat.

aku terus berjalan, dan pelawangan Sembalun sudah hampir dekat. rasa lelah yang sebelumnya menghinggapi, seketika berubah menjadi semangat yang menjadi kekuatan. mungkin karena mendengar ucapan dari temanku tadi, sehingga aku menjadi tambah semangat. aku berlari agar segera cepat sampai di pelawangan Sembalun, karena aku ingin sekali melihat danau Segara Anak.

dan akhirnya aku sampai di pelawangan sembalun, aku berterima kasih kepada Tuhan, karena aku diberi kesempatan untuk melihat secara nyata danau Segara Anak, karena sebelumnya aku hanya biasa melihat danau itu dari sebuah tanyangan TV, foto dan uang 10.000an, kini danau itu terihat nyata di depan mataku.

aku menikmatinya sejenak, lalu aku menengok ke bawah dan memberikan semangat kepada teman-temanku yang masih di bawah. mendengar teriak-teriakanku, mereka menjadi tambah bersemangat. aku dan seorang temanku yang telah sampai terlebih dahulu, menjemput beberapa dari meraka yang masih dibawah.

dan akhirnya kami sampai di pelawangan Sembalun, bukit penyiksaan telah kami lalui, kini saatnya kami menikmati pemandangan disekitar pelawangan Sembalun. berfoto-foto dengan latar belakang danau Segara Anak menjadi aktifitas kami saat itu. disela-sela menikmatinya terdengar dentumanan letusan, itu adalah letusan dari Gunung  Baru Jari, namun sayang gunung tersebut tidak terlihat dari sini.

selesai menikmati pemandangan pelawangan Sembalun, kami harus melanjutkan perjalanan lagi menuju camp pelawangan Sembalun, untuk bermalam. kami bergerak menuju camp, dengan melewati jalan datar yang agak menanjak, beberapa menit kemudian akhirnya kami tiba di camp, kami langsung mendirikan tenda.

hari telah sore, kami nikmati sisa-sisa sore tersebut dengan makan dan bercengkrama sambil menikmati pemandangan. dan kera-kerapun banyak yang berdatangan ke area camp kami, akupun terhibur oleh tingkah laku mereka yang jahil, yang mencoba merampas makanan dari tangan kami.

senja menjelang, warna langit begitu indah, kami menikmatinya semua. dan akhirnya malampun datang, tak banyak aktifitas yang kami lakukan. kami harus segera istirahat dan tidur, karena pada tengah malam nanti, kami akan melakukan summit ke puncak Rinjani.

kira-kira pukul 2 dini hari, sudah terdengar panggilan dari temanku yang menyuruh kami semua untuk bangun. aku tidak menghiraukannya, aku masih saja terbelenggu oleh tidurku, beberapa rekan dari kami sudah mulai sibuk melakukan aktifitas sebelum summit. aku dan seorang temanku masih menikmati belaian di dalam tenda, karena memutuskan untuk summitnya nanti.

kira-kira jam setengah 4, aku dan seorang temanku terbangun, dan bersiap-siap untuk summit. tanpa makan aku bersiap melanjutkan perjalanan lagi, tanpa membawa beban yang berat, hanya membawa sebotol air dan tas kecil, aku dan seorang temanku mulai bergerak. di atas sana, tampak cahaya senter sedang bergerak menuju puncak.

akhirnya summit ini dimulai, melewati jalan menanjak, kami mulai menembus kegelapan menggunakan cahaya senter. selepas melewati tanjakan, kami tiba disebuah tempat datar, dan rupanya banyak rekan-rekan yang berangkat terlebih dahulu sedang beristirahat disini. aku dan temanku beristirahat dan bergabung bersama meraka, menigisi perut yang masih kosong, sambil menikmati suasana itu.

perjalanan dilanjutkan lagi, jalur yang kami lewati lumayan datar, cahaya-cahaya senter menerangi jalan kami. kami terus berjalan beriringan, tampat dari arah timur sana sinar mentari mulai muncul, kami terus bergerak. angin yang bertiup kencang, sinar mentari yang begitu indah menjadi teman perjalanan saat itu.

perlahan gelap berubah menjadi terang, puncak Rinjani dan danau Segara anak disebelah kiri sudah mulai terlihat, begitupun juga Gunung Baru Jari. sementara kami dihadapkan oleh tanjakan terjal berkerikil dan berpasir, kami harus melewati jalan tersebut agar bisa sampai ke puncak.

ditempat itu langkah amat sangat berat, angin yang berhembus kencangpun menjadi kendala perjalanan, sering kali kami harus berhenti dan mengatur nafas. dengan langkah yang tertatih-tatih, rasa lelah dan menyerah sudah menyelimuti, aku tetap berjuang melewati tanjakan ini, karena keinginan kuatku untuk menapaki kaki di puncak Rinjani.

dengan semangat keinginan itu, akhirnya aku berhasil sampai di puncak, beberapa teman-temanku yang telah sampai terlebih dahulu, memberikan selamat. aaahh...akhirnya aku tiba dipuncak, sujud syukur aku ucapkan kepada SANG PENCIPTA, tak terasa tetes air mata mengalir mengisi kebahagianku, mengingat akan perjuangan menuju puncak.

kami menikmati pemandangan dari puncak, disana terlihat Gunung Agung yang berdiri tegap, disana telihat lautan dan pulau kecil, dibawah sana terlihat danau Segara Anak dan Gunung baru Jari. semua itu sangat memanjakan mata, meleyapkan semua letih yang mendera, sungguh keindahan yang tiada tara dari Yang Maha Kuasa.

ditengah-tengah menikmati keindahanNya, satu-persatu teman-teman yang belum sampai puncak, akhirnya tiba juga di puncak, kami yang lebih dahulu sampai memberikan selamat kepada mereka. tampak wajah-wajah bahagia menghiasi mereka semua. dan akhirnya kami semua bersama-sama menikmati anugrah yang sangat indah.

puas sudah kami menikmati itu semua, akhirnya kami putuskan untuk kembali turun ke camp. kami melewati jalur yang tadi kami gunakan saat naik tadi, namun tak sesulit saat naik tadi. sesampainya di camp, kami langsung saja menyantap makanan yang telah tersaji, rasa puas, senang, bahagia kami tumpahkan lewat sebuah perbincangan sembari makan.

selepas makan, kami harus segera membereskan barang-barang, perjalanan belum berakhir, kami harus melakukan perjalanan lagi untuk bisa tiba ditempat selanjutnya, yaitu Danau Segara Anak. Danau Segara Anak, lokasi yang ingin aku datangi dan impi-impikan, kini kenyataan itu ada didepan mata. setelah semuanya beres, perjalananpun kami lanjutkan, saat itu hari telah siang, dan kamipun turun ke Segara Anak.

kami melewati jalur setapak berkelok-kelok dan berbatu, kabut menjadi teman saat perjalanan itu. selepas melewati jalan berkelok, kami dihadapkan lagi oleh jalan melewati punggungan-punggungan bukit yang agak datar dan sedikit menanjak. di punggungan terakhir kami dihadapkan oleh turunan, turunan inilah yang menyambut kami sesaat sebelum tiba di Segara Anak.

menjelang gelap, kami (rombongan pertama) akhirnya tiba di Pos Danau Segara Anak, letusan Gunung Baru Jari menyambut kedatangan kami. kami segera menuju tepi danau, untuk menyaksikan kejadian tersebut, dan tak lupa untuk mengabadikannya lewat foto. tak beberapa lama rekan-rekan kami yang ada dibelakangpun tiba, dan akhirnya kamipun membuka tenda untuk menjadi pelindung tidur dari dinginnya Danau Segara Anak.

malam tiba, suasana hening Segara Anak membuat kami merasa nyaman dalam pelukan, hanya suara-suara obrolan-obralan kami yang terdengar saat itu. kami makan bersama didalam suasana gelapnya Segara Anak, selepas makan, tak banyak aktifitas lain yang kami lakukan, hanya obrolan-obralan aktifitas saat itu, mungkin karena tubuh kami telah kelelahan sehabis perjalanan tadi. akhirnya kami terlelap dalam dekapan Segara Anak.

pagi datang, saatnya kami menikmati keindahan dan megahnya Danau Segara Anak, kami menuju pinggir danau, menikmati luasnya danau, menikmati segar airnya, menikmati dan menikmati semuanya, hingga seorang temanku menceburkan dirinya ke air danau tersebut. di sebelah kanan itu tampak beberapa orang sedang mamancing ikan, ikan yang nantinya akan kami jadikan lauk untuk makan siang nanti.

setelah menikmati suasana danau, kami segera menuju kolam air panas, kolam yang menjadi favorit pendaki yang kesini. kami berendam dihangatnya air kolam itu, menghilangkan sisa-sisa lelah dan merenggangkan otot-otot yang masih kaku, kami sungguh menikmati suasana saat itu, ingin rasanya kami berada disini, enggan rasanya tubuh ini untuk berdiri, kami sangat dimanjakan oleh hangatnya air itu.

suhu air di kolam ini bervariasi, kolam terdiri dari beberapa tingkat (kami menyebutnya), semakin atas suhu airnya semakin panas. kita bisa menceburkan diri di kolam yang mana suhu airnya bisa ditolerir oleh tubuh, jika tubuh sudah berada dikolam yang bawah, dan airnya sudah tidak terasa hangat bagi tubuh, kita bisa pindah ke kolam yang diatasnya, yang suhunya berbeda, begitupun seterusnya.

hampir 1 jam lebih kami berada disini, kini saatnya kami harus kembali ke camp, dan membereskan barang-barang untuk melanjutkan perjalanan turun menuju Senaru. tubuh sudah sangat fit, otot-otot sudah kembali renggang, lumanyan untuk modal perjalanan selanjutnya. sesampai di camp kami mulai membereskan barang-barang, semua telah beres, kini saatnya kami melakukan perjalanan turun.

kami melewati tepian Danau Segara Anak untuk menuju Senaru, sebelum memasuki jalur Senaru, di sebuah tempat datar di dekat tepian danau, kami berhenti disini untuk menikmati keindahan Segara Anak lagi. kami berfoto-foto disini, menikmati semua yang terjadi. selepas berfoto-foto, letusan Gunung Baru Jari kembali terjadi, kami semua mengabadikan moment tersebut.

hari sudah siang, puas sudah menikmati itu, perjalanan turun dilanjutkan, kami dihadapkan oleh jalur dengan tanjak-tanjakan yang bervariasi, ada yang terjal, sangat terjal, dan landai. turunan akan kami dapet setelah melewati jalur ini, selepas melewati jalur ini, kami akan tiba di Pelawangan Senaru. dengan langkah yang tertatih-tatih, dan akhirnya kami tiba di Pelawanagan Senaru.

di tempat ini kami berhenti lagi, beristirahat untuk menikmati lagi keindahan Danau Segara Anak, Gunung Baru Jari dan puncak Rinjani. kami menyempatkan membuat kopi disini, sebagai teman menikmati keindahan pemandangan tersebut. setengah jam berlalu, kami melanjutkan perjalanan lagi, kami melewati turunan terjal selepas Pelawangan Senaru.

selepas melewati jalur tersebut, kami tiba di pos yang berada di bawah Pelawangan Senaru. kami beristirahat disini untuk makan siang, makan siang dengan lauk ikan hasil tangkapan di Segara Anak tadi. selesai makan kira-kira pukul setengah 3 sore, kami mulai melanjutkan perjalanan, dan akhirnya dengan banyaknya istirahat, pada pukul 10 malam, kami tiba di Senaru.

disebuah warung rumah penduduk yang letaknya sebelum Pos perijnan Senaru dan tidak begitu jauh dati tempat tersebut, kami memutuskan untuk bermalam disini. sesampainya disini, kami langsung memesan makan, dan minum kopi dan teh hangat, pertandingan PIALA EROPA menyambut kedatangan kami. dan kamipun menontonnya sembari menikmati makan malam.

dan akhirnya pendakian Gunung Rinjani telah terselesaikan, kelak aku berharap bisa menikmatinya lagi, menikmatinya dihari nanti. rasa syukur kupanjatkan kepada Allah SWT yang telah menciptakan keindahan itu, yang telah mengizinkanku menikmati keindahan itu, yang telah melindungi dalam perjalanan itu.

No comments:

Post a Comment