Monday 11 April 2011

PANGRANGO (catper 2)

pendakian dimulai, kami berjalan dengan ritme yang tidak begitu cepat, berjalan santai melewati jalan bebatuan yang tertata dan agak menanjak. setengah jam kemudian kami tiba di telaga biru, sebuah telaga yang airnya berwarna biru dan kadang berwarna kehijauan itu, memanggil kami untuk menikmati keindahannya, tadinya kami ingin langsung berjalan, tapi kami tergoda dan akhirnya berhenti sejenak, berhenti untuk memoto beberapa keindahannya.


setelah foto, kami langsung melanjutkan perjalanan kembali, masih melewati jalan bebetuan. setelah itu tiba disebuah jembatan yang sudah dicor, beberapa langkah kemudian melewati jembatan yang terbuat dari kayu. banyak beberapa kayu yang sudah hancur sehingga banyak jalan yang bolong, kalo tidak hati-hati bisa saja kaki terperosok. setelah melewati jembatan, kami dihadapkan lagi oleh jalan bebetuan yang menanjak, dan beberapa menit kemudian kami tiba di pos Panyancangan.

rencananya kami ingin istirahat disini, terlebih aku, karena ingin mengisi perut. akan tetapi keadaannya sangatlah ramai, banyak pendaki (para peserta pendakian masal) yang beristirahat di Pos ini, karena ramai akhirnya kami terus melakukan perjalanan. berjalan terus melewati tanjakan, dan sampai akhirnya kami sampai di air panas. di sini, lagi lagi dan lagi kami terus melanjutkan perjalanan, karena kondisi tempat yang sangat ramai.

perjalanan terus dilanjutkan, dan kami akan berencana beristirahat disebuah tanah datar di dekat air terjun Panca Weleuh. sesampainya dilokasi tersebut, kami beristirahat disini, memasak, shalat dan makan siang ditempat ini, pemandangan air terjun menjadi bingkainya. melihat tempat yang strategis, tidak sedikit juga pendaki yang istirahat ditempat kami berhenti, sekejap tempat ini menjadi Mushola dadakan :).

hampir 1 jam lebih kami disini, perjalananpun mulai dilanjutkan kembali. kali ini kami harus menghadapi tanjakan-tanjakan yang terjal dan berkelok, untuk sampai ke tempat selanjutnya, yaitu Kandang Badak, sebuah pos yang biasanya dipakai oleh pendaki untuk bermalam. setelah melewati tanjakan itu kami tiba di jalan yang agak datar, itu tandanya kami hampir sampai di pos Kandang Badak, dan akhirnya kami tiba di tempat tersebut.

di Pos ini telah banyak pendaki yang akan bermalam, itu terlihat dari sudah banyaknya tenda-tenda yang berdiri, mungkin ada diantara mereka yang juga tidak bermalam disini. kami tidak akan bermalam disini, karena kami akan bermalam di lembah Mandalawangi. saya menyempatkan mengambil air di tempat ini, sebelum melanjutkan perjalanan. waktu hampir menunjukkan kira-kira jam setengah 3 lewat, kami harus segera melanjutkan perjalanan, agar tidak kemalaman dijalan, setelah saya selesai mengambil air, perjalanan dilanjutkan kembali.

dari sinilah perjalanan akan menemui banyak menemui hambatan, karena jalur yang kami lalui lebih berat dari jalur sebelumnya. selepas Pos Kandang Badak, kami mengambil jalur ke kanan, karena yang ke kiri adalah jalur ke Puncak Gunung Gede. melewati jalan setapak yang becek, belum lagi banyaknya pohon-pohon tumbang, membuat perjalanan kami sedikit terganggu. sering kali kami harus jalan menunduk untuk melewati pohon-pohon tumbang, dan sering juga tas yang kami bawa tersangkut diantara pohon tumbang tersebut.

selain menunduk, kami juga harus melewati jalur tersebut,dengan cara menaiki pohon-pohon tumbang, jalan yang licinpun juga menghambat perjalanan. entah sudah berapa tanjakan terjal dan licin yang telah kami lewati, namun jalan datar sebelum puncak belum juga kami jumpai. disela-sela perjalanan, kami sempatkan untuk menikmati pemandangan kawah Gunung Gede untuk sedikit mengilangkan lelah yang sudah mendera.

lelah sudah mendera, dingin sudah mengepung sekujur tubuh, terutama dibagian tangan saya, hampir putus asa tapi saya tidak menyerah, karena saya yakin pasti akan sampai jua. ditengah kelelahan kami terus melewati jalan menanjak, saya sambil menguyah beberapa batang coklat saat melewati jalan tersebut, untuk mengilangkan sedik rasa dingin. sampai akhirnya jalan menanjak telah berakhir, dan kamipun tiba disebuah jalan datar, itu menandakan hampir tiba di Puncak Gunung Pangrango.

sesampai di jalan datar, kami melanjutkan lagi perjalanan, melewati jalan datar yang agak becek, dan akhirnya kamipun sampai juga di Puncak (alhamdulillah), beristirahat sejenak. kami tidak boleh berlama-lama di Puncak, karena hari sudah hampir gelap, dan kami melanjutkan perjalanan menuju lembah Mandalawangi. lembah Mandalawangi tidak jauh dari sini, akan tetapi kami harus berburu dengan waktu, beberapa menit kemudian, kami tiba di lembah Mandalawangi.

sebelum menemukan tempat untuk mendirikan tenda, kami bertemu dengan teman kami, ya..kami bertemu dengan Ayu, seseorang yang pernah menjadi teman seperjalanan saat pertama kali saya mendatangi Mandalawangi. kali ini dia bersama teman-temannya, sepertinya teman Mapalanya, dia juga baru sampai ditempat ini. akan tetapi kami tidak bisa berlama-lama berbincang dengannya, karena kami harus segera mendirikan tenda yang berjarak beberapa meter dari tempatnya bermalam.

ditempat itu kami mendirikan tenda, sebuah tempat yang agak nyaman karena dikelilingi oleh pohon-pohon edelwies, kami segera mendirikan tenda. alhamdulilllah, bersamaan dengan gelap yang datang, tenda sudah berhasil didirikan, kami membereskan barang-barang ke dalam tenda. tidak begitu banyak kegiatan yang kami lakukan di area bermalam kami, hanya memasak untuk makan malam dan membuat kopi.

boim, uchit dan temannya boim, memasak menu makan malam, sementara aku terkapar karena ngantuk dan kelelahan. entah beberapa menit aku tertidur, boim membangunkan saya, karena makan malam terlah selesai dibuat, akan tetapi saya tidak berdaya, rupanya Sigit juga tertidur disebelah saya. boim terus membangunkan kami berdua, saya berusaha membangunkan tubuh untuk rasa ngantuk, dan akhirnya berhasil, begitupun dengan sigit. kami keluar tenda, dan bersama-sama menikmati makan malam bersama seluruh team.

sehabis makan malam, tidak hal yang kani lakukan, kami semua memilih untuk beristirahat dan tidur karena kuran tidur, terutama boim yang belum tidur sedari malam. kelembutan malam lembah Mandalawangi membawa kami menikmati belaian, dalam dekapannya kami tertidur pulas.

pagi telah tiba, saya dapati tenda telah kosong, hanya ada saya, yang lain pada kemana?. hanya ada teman-temannya boim yang sedang asik berfoto, akan tetapi tenda meraka telah tiada, sepertinya telah dipacking. yaa...benar saja selepas foto-foto mereka akan turun. boim, sigit dan uchit kembali ke tempat kami bermalam, setelah meraka datang, teman-temannya boim berpamitan untuk turun duluan.

sekarang kami hanya berempat, kami belum ingin turun, karena masih ingin menikmati indahnya lembah Mandalawangi. kami memasak membuat sarapan pagi, selepas makan kami mulai membereskan barang-barang. watktu telah mununjukkan pukul 10, kami telah selesai membereskan barang-barang, sebelum turun saya sempat menyempatkan foto-foto melalui hape, dan kamipun bergegas turun.

ditengah perjalanan turun, sesampai puncak Mandalawangi, kami beristirahat sejenak untuk berfoto-foto disebuah tugu. foto-foto telah selesai, saatnya kami melanjutkan perjalanan turun. kami melewati jalur yang kami naiki kemarin, sejam kemudian kami tiba di Kandang Badak. di tempat ini kami bertemu dengan rekan seperjalanan saya sewaktu pertama kali mengunjungi Mandalawangi, yaitu erick. yaa..waktu itu, selain ayu, erik juga menjadi rekan seperjalanan saya.

kami beristirahat disini, meminum kopi dan makan, sembari bercengkrama. hampir sejam lebih berada disini, akhirnya kami berempat berpamitan turun kepada erik, THANKS BRO...!! atas hidangannya. kami terus turun tanpa henti, beberapa pos terlewati tanpa henti, sampai pos Panyancangan, kami bertemu kembali dengan ayu, dan dia menyuruh kami untuk beristirahat, tetapi kami menolaknya. kami terus melanjutkan perjalanan.

selepas pos Panyancangan, kami tiba disebuah jembatan kayu, kami beristirahat disini, foto-foto sembari merokok. disela beristirahat ayu dan teman-temannya melintas didepan kami, ayu menghampiri kami sejenak, lalu dia melanjutkan perjalanannya. istirahat selesai, hampir setengah jam disini, kami kembali melanjutkan perjalanan kembali, seperti sebelumnya kami berjalan tanpa henti. dan sampai akhirnya kami sampai di Pos perijinan.

sesampai di pos tersebut, kami kembali beristirahat di Pos Montana, kami beristirahat dan bersih-bersih disini. setelah bersih-bersih dan berbincang, beberapa menit kemudian kami berpamitan untuk pulang. THANKS ATAS TEMPAT DAN SAMBUTANNYA. pendakian telah terselesaikan, saatnya kami harus pulang. 
TERIMA KASIH TUHAN, TERIMA KASIH MANDALAWANGI.



MANDAWANGI - PANGRANGO

Senja ini, ketika matahari turun kedalam jurang-jurangmu
aku datang kembali kedalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu
walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
dan aku terima kau dalam keberadaanmu
seperti kau terima daku

aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
hutanmu adalah misteri segala
cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta

malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua

“hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya “tanpa kita mengerti, 
tanpa kita bisa menawar‘
terimalah dan hadapilah

dan antara ransel-ransel kosong dan api unggun yang membara
aku terima ini semua
melampaui batas-batas hutanmu, melampaui batas-batas jurangmu

aku cinta padamu Pangrango
karena aku cinta pada keberanian hidup

Jakarta 19-7-1966

taken from: SOE HOK GIE

No comments:

Post a Comment