Wednesday 6 October 2010

Jalajah Pasundan

Sabtu 6 maret 2010

GO TO UKI
        Jam 4:30 pagi, barang2 untuk kepereluan nanti telah selesai dipacking, saatnya aku harus begegas berangkat. Selepas kumandang azdan subuh akupun berangkat, kunaiki sepeda motor yang sudah 5 tahun ini selalu setia menemani.
        Sebelum menuju ke UKI cawing, aku harus menuju Ciputat terlebih dahulu karena sudah janji akan menjemput seseorang disana. Jam 5:30 kurang, aku telah sampai di Ciputat, aku menunggunya ditempat yang telah dijanjikan.

        Tak beberapa lama menunggu akhirnya yang kutunggu datang, kujalankan motorku menuju sebrang jalan itu. Janji telah kutepati, saatnya melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan. Dengan kecepatan kurang dari 80km/jam, dan menghabiskan waktu 30 menit lebih, akhirnya aku tiba di UKI Cawang (pelataran LBH UKI).


AT UKI (LBH)
         Kumasukkan motorku kepelataran itu, ya…ampun rupanya sudah ada beberapa yang datang terlebih dahulu, kusapa mereka satupersatu. Suasana saat itu sangat ramai, ramai oleh bus2 jemputan karyawan yang hendak mengantarkan karyawan sebuah perusahaan menuju ke tempat kerjanya.
         Perasaan khawatir menggelayutiku, karena tidak nampak 2 orang temanku sudah hadir. Ku telpon mereka ber-2, oh…my god..rupanya salah satu dari mereka masih dirumah dan baru saja ingin bergegas berangkat, dan yang satunya lagi sedang dalam perjalanan. Satupersatu semua yang tergabung dalam trip ini mulai berdatangan, tapi tidak dengan ke-2 orang temanku.
        Aku berpamitan sebentar untuk menaruh motorku diparkiran sembari mencari Bus yang telah kami Carter, setelah sebelumnya mendapat telpon dari si pengendara Bus. Tetapi alangkah terkejutnya aku, aku melihat Bus yang telah dicarter sudah diisi oleh orang lain, entah mereka dari mana.
        Aku coba menjelaskan kepada si koodinatornya mereka, dan diapun ngotot bahwa itu Bus yang telah mereka sewa, sang pengemudipun terlihat kebingungan, dan aku mencoba menjelaskan kepada sang pengemudi, bahwa Bus yang dia bawa benar adanya aku dan teman2ku yang mencarternya, sembari menunjukkan bukti2 kepadanya, dan iapun percaya. Tapi tidak dengan orang itu ia tetep ngotot gak mau kalah.
        Aku kembali berusaha menjelaskan kepadanya, tapi tetep aja dia menyakini bahwa Bus ini adalah yang ia Carter, akupun bertanya “ memang tujuan mas kemana??”, “disini tercatat, Bus ini tujuan Garut papandayan” (sambil menunjukkan sebuah kertas), diapun tidak menjawabnya, dia hanya menunjukkan sebuah sms yang dikirim dari pengendara Bus, yang bernama pak Budi.
        Kebetulan tadinya yang akan mengendari Bus kami adalah pak Budi juga, tetapi diganti oleh pak Michel, dan diselebaran kertas itu masih tercatat nama pak Budi, dengan bermodal sms yang dikirim pak Budi kepadanya, dan selebaran kertas yang tertulis nama pak Budi, makanya dia tetep ngotot. Dan dia juga mengatakan, Bus yang dia Carter adalah Bus white house, dan aku bilang kepadanya “ini bukan Bus white house bos..!! (sambil ngotot).
        Kebetulan saja Bus yang kami Carter juga berwarna putih, makanya dia mengira itu Bus white house ( cape deh…). Disela perdepatan sengit, datanglah seseorang yang ternyata temannya orang itu (yang tadi ngotot2), dan dia menjelaskan Busnya yang itu bukan yang ini. 
        Gubraaaakkkkkkk……ternyata Bus yang ia sewa ada disebelah Bus yang kami sewa. Setelah diberitahu, diapun segera meminta maaf dan menyuruh teman2nya yang telah berada di dalam untuk segera turun (cape..deh..udah dijelasin tapi gak ngerti2 juga), dan akupun memaafkannya sembari tersenyum.
        Permasalahan telah selesai, saatnya kuparkirkan motorku, seusai memarkirkan motor temankupun datang juga (syukurlah..tinggal nungguin yang satu lagi). Keluar dari parkiran aku kembali menuju ketempat semula kuberada, aku menyuruh mereka (peserta jelajah pasundan) untuk segera menaiki Bus yang telah menunggu sedari tadi dan mengangkati sebagian barang2 mereka.
        Disela2 mengangkati barang2 temanku yang satunya lagi akhirnya datang (alhamdulillah…akhirnya dating juga). Semua telah berkumpul, saatnya bersiap2 untuk berangkat. Sebelum berangkat absen dulu, saat sedang mengabsen, tiba2 ada sebuah sms yang berisi ’bang saya baru mau berangkat nih, tadi kesiangan”, alamak baru berangkat, “ya udah ditunggu” balasku.
        Sembari menunggunya, kami (panitia) membagi2 kaos kepada peserta sambil mengabsen ulang (strategi mengulur2 waktu :D), dan sms masuk lagi “bang,kalo udah mau jalan, jalan ajah. Gpp deh ditinggal”, aku gak tega ninggalin, karena aku berfikir ia pasti sedang dalam perjalanan.
        Akupun membalas smsnya “mang udah dimana?? Tapi elu kemarikan?? Kalo emang kemari, yaa..gue tunggin”, tak lama berselang smspun masuk lagi, terdapat sebuah balasan “iya bang, gue kesana. ini udah di kampung melayu”, huff…perasaan mulai lega, karena dari kampung melayu ke UKI tidak begitu jauh. Hampir 45 menit menunggu, akhirnya dia datang juga, syukurlah. Kini saatnya kami semua berangkat…


GO TO PAPANDAYAN
         Kurang lebih pukul 8, akhirnya kami berangkat, setelah sebelumnya berdoa. Bus yang kami naiki berjalan mulus diatas aspal jalan, saatnya aku memejamkan mata karena semalam belum tidur. kukira aku akan tertidur dengan cepat, tapi ternyata tidak, mungkin karena suasana sehingga membuatku mataku enggan terpejam.
        Seiring roda Bus yang terus berputar, akhirnya mataku terpejam dan terlelap. Ditengah jalan aku terbangun, atap warung yang pertama kali kulihat, dan aku mengira sudah sampai papandayan, rupanya aku salah, ternyata aku tiba di sebuah tempat istirahat yang biasa disebut rest area, kami beristirahat ditempat ini.
        Rupanya bukan hanya aku saja yang mengira sudah sampai di papandayan, yang lainnyapun ada yang mengira seperti itu, aku tidak tau sudah didaerah mana?? Yang aku tau sedang didaerah padalarang, setelah istirahat selesai kamipun melanjutkan perjalanan lagi.
        Ada yang tampak aneh setelah istirahat, laju Bus tidak seperti sebelum istirahat tadi, Bus berjalan pelan seperti tidak bergairah untuk berjalanan, tapi aku tidak begitu memikirkannya, yang penting sampai tujuan dengan selamat, dan aku melanjutkan lagi tidurku.
        Disela2 tidurku, aku kembali terjaga, Bus yang kami tumpangi kembali masuk rest area, berhenti tepat disebuah pengisian angin didepan toilet, dan mesin Buspun mati. Aku kira pengendara sengaja mematikan mesin, perkiraanku salah, rupanya Bus mengalami gangguan (pantas saja..tadi Bus berjalan begitu pelan).
        Aku bertanya pada sang kernet, rupa ada gangguan disaluran solar, saluran solar yang menuju ke aki tersumbat, sehingga membuat staternya mati alias gak bisa dihidupin. Sembari menunggu perbaikan selesai, kami semua duduk2 disebuah warung, ada yang menuju ke toilet, ada juga yang makan, maklum saat itu sudah jam 11 siang.
        Perbaikan telah selesai, tetapi starter tidak bisa dihidupkan, hanya ada 1 cara untuk menghidupkan mesinnya, yaitu dorong, beberapa pria dari kamipun mendorongnya, 2 langkah dorongan mesin Buspun hidup, dan kamipun menaikinya.
        Baru saja Bus berjalan, tiba2 mati lagi, dengan sangat terpaksa beberapa pria dari kami harus turun dan mendorongnya lagi, karena itulah cara satu2nya agar mesin Bus bisa hidup. 3 langkah mendorong, mesinpun hidup lagi (mudah2an gak mati lagi, sambil berdoa dalam hati), para pendorong menaiki Bus dan berharap Bus berjalan dengan lancar.
        Benar saja doa kami dijawab, Bus berjalan dengan mulus tanpa ada gangguan lagi, kini saatnya bergerak menuju kota Garut. Ditengah2 perjalanan, seperti biasa,,aku melanjutkan tidurku lagi.
        Kami telah memasuki kota Garut, dan akupun mulai terbangun dari tidur. aku menuju kedapan duduk disebelah pengendara guna memberitahu jalan menuju Papandayan. Dari jalan itu aku tidak tau arah ke papandayan, karena waktu kesana aku dari terminal Guntur.   
        Aku memberitahu pengendara dan kernet untuk menuju jalan ke Cikajang, karena jika sudah berada dijalan yang mau ke Cikajang, aku tau jalan menuju Papandayan. Pukul setengah 2 siang, kami telah tiba di jalan menuju ke kawah papandayan yang teletak di Cisurupan.
        Kami berhenti disini untuk membeli perlengkapan logistic selama di gunung nanti, ada juga yang menyempatkan untuk makan siang, dan membeli makan untuk bekal diatas nanti. Hampir 1 jam lebih kami menghabiskan waktu, tapi beberapa orang yang sedang belanja belum juga kembali ke Bus, akhirnya mereka kembali dan semua telah berada di Bus, saatnya melanjutkan perjalanan.
        Jalanan yang rusak dan berlubang membuat sang pengendara hati2 mengendalikan Busnya, belum lagi jalan yang sempit membuat ekstra hati2. jalan menanjak dan belubang terus dilalui Bus berjalan dengan pelan dan hati2 karena kondisi jalan yang licin. Dan sampai akhirnya kurang lebih pukul 3 sore kamipun tiba di parkiran Papandayan, syukurlah…akhirnya sampai juga tanpa gangguan.


AT PARKIRAN PAPANDAYAN
         Setelah Bus terparkir, kami turun dari Bus dan menurunkan barang2 bawaan kami. Tampak 2 orang rekan kami telah menunggu, entah dari jam berapa mereka menunggu?.
Cuaca saat itu berkabut, bahkan tebal sehingga tak terlihat kepulan asap dari kawah dan bukit2 disekelilingnya.
        Sebelum melakukan pendakian, kami beristirahat terlebih dahulu sembari menyiapkan barang2, aku lebih memilih untuk makan karena dari pagi perut belum keisi nasi. Kami diberitahukan oleh ranger Papandayan, bahwa kami harus naik sebelum pukul 5 sore, jika sudah jam 5 kami tidak diijinkan naik, entah apa alasannya? Mungkin karena factor keamanan.
        Dan kami juga harus membawa guide, karena saat itu kabut benar2 tebal, kami tidak bisa menunggu lebih lama lagi, karena jam 5 kami tidak diijinkan naik. Jika saja ini pendakian seperti biasa aku tidak akan membawa Guide, tetapi karena tidak sedikit juga wanita yang ikut, dan demi faktor keamanan, akhirnya kami memutuskan untuk membawa Guide.

GO TO PONDOK SALADA
        Pukul 4 sore, akhirnya kami mulai melakukan pendakian, perjalanan melewati jalan berbatu sedikit menanjak dan landai, ku menjadi orang yang paling belakang alias sweeper. 
        Perjalanan baru dimulai belum jauh dari tempat parkiran tadi, tiba2 kabut mengilang dan cuaca kembali cerah (kalo tau gini gak pake Guide deh), aku tertinggal beberapa meter dari rombongan karena bertugas menjadi sweeper.
        Sampai di kawah semua rombongan berkumpul lagi, tampak teman2 yang lain mengabadikan gambar disekitar kawah. Foto2 selesai perjalanan dilanjutkan lagi, dan akupun tertinggal jauh oleh rombongan depan, karena harus menemani team yang belakang, karena itulah tugasku.
        Setelah melewati kawah kami tiba disebuah jalan datar dipinggir bukit yang penuh ditumbuhi rerumputan hijau, yang membuat mata terasa sejuk memandangnya. Istirahat sejenak disini, lalu kami melewati sebuah turunan, yang ditumbuhi oleh pepohonan dan ilalang, sebenarnya yang lurus terdapat sebuah jalan yang landai, akan tetapi karena letusan dan terjadi longsoran membuat jalan tersebut terputus, karena itulah kami melewati jalan yang turun, dan akhirnya sampailah disebuah sungai.
        Setelah menyebrangi sungai kami melewati jalan yang akag menanjak dengan trek yang licin yang membuat alas kaki menjadi debel, maklum saja jalur didominasi oleh tanah yang menjadi licin karena guyuran hujan tadi.
        Dari jalur ini terdapat cabang, yang lurus menanjak terjal yang langsung tembus kejalan datar dibawah bukit, dan yang kekiri landai menanjak dikit, karena jalan yang licin, kami memutuskan untuk melewati jalan yang datar dan menanjka sedikit itu, jalur yang licin itu membuat kami harus berhati2 jika tidak ingin terpeselet dan terjatuh.
        Selepas melewati jalan itu, kami tiba disebuah jalan datar sebelah kirinya bukit, yang jalurnya didominasi oleh bebatuan keras dan tanah. Hampir 2 setengah jam berjalan, sepertinya rombongan depan telah sampai di persimpangan jalur ke pondok salada dan jalur ke pengalengan, tetapi tidak denganku aku masih berada dibelakang.
        Beberapa rekan yang telah sampai datang menjemput rombongan belakang, membantu membawakan barang team belakang, hiks!! Barang bawaanku tidak dibawain. Akhirnya pukul 6 sore, sebelum magrib, aku yang menemani rombongan belakang tiba jua dipersimpangan. 
        Kami harus membatalkan niat untuk buka tenda di pondok salada, karena angina yang berhembus disana sangat kencang, dan dinginnya bisa menusuk tulang. Mempertimbangkan faktor kenyamanan, akhirnya kami membuka camp ditempat datar yang dikelilingi pohon dan tidak jauh dari persimpangan tersebut.
        Tempatnya sangat nyaman dan tidak terlalu dingin, perjalanan menuju pondok salada, akhirnya dilanjutkan keesokan harinya. Tenda telah terbuka semua, kami mulai memasuki tenda yang kami pilih untuk ditiduri.
        Malampun datang, semua sibuk denga aktifitasnya, yaitu masak memasak. Selesai masak memasak, tak lama kemudian hujan turun, untung saja tidak deras, tapi itu membuat kami enggan keluar tenda. Dan karena itulah acara duduk bersama sambil berkenalan tidak terlaksana.
        Entah saat itu pukul berapa, aku sudah hangat diselimuti sleeping bag-ku sehingga membuatku terbuai oleh suasana untuk segera tidur. benar saja..akupun benar2 terlelap, aku tidak tau lagi dengan aktifitas yang lain, yang aku tau aku sedang tertidur pulas.


Minggu 7 maret

AT CAMP AND GOING TO PONDOK SALADA
         Pukul 7 pagi, aku terbangun oleh belaian suasana hangat kebersamaan. Tampak beberapa dari kami sedang asik memasak, dan diantaranya ada yang sedang asyik mengabadikan gambar.
        Aku keluar dari tenda yang melindungiku dari hujan dan dingin, kulangkahkan kaki menuju tenda yang berada disana, wahah..rupanya si penghuni tenda sedang memasak untuk sarapan pagi, lantas aku duduk di depan tendanya.
        Kureguk susu putih yang tersaji hangat, kutelan nikmatnya hingga membuat tenggorakan ini menjadi basah. Beberapa dari yang lain ada yang sedang mengabadikan gambar diatas sana, dan sebagiannya lagi ada yang sedang bersih2 sambil membasuh muka.
        Masak selesai saatnya sarapan, ditengah2 sarapan, salah satu panitia terlihat sedang mengaduk2 beberapa bergumpal kertas, hmm..rupanya dia akan membagikan doorprize kepada peserta yang telah dijanjikan sebelumnya. Beberapa doorprize telah dibagikan, kini saatnya harus bersiap2 untuk melanjutkan trekking.
        Berhubung kami semua tidak diijinkan untuk muncak, jadi kami hanya trekking sampai tegal alun, akan tetapi treeking ke tegal alun terpaksa kami batalkan, karena mengingat waktu yang tidak memungkinkan.
        Pertimbangannya adalah jika kami trekking sampai tegal alun, maka kami akan batal mengunjungi cangkuang, karena dibutuhkan sekitar 2 jam untuk sampai tegal alun, sementara jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi lewat. Atas alasan itu akhirnya kami semua hanya memutuskan untuk trekking sampai pondok salada.
        Setelah mempertimbangkan akhirnya semua paserta berangkat menuju pondok salada ditemani oleh beberapa panitia. Tapi aku lebih memilih untuk tetap di camp, karena aku dan beberapa panitia yang tinggal harus membereskan tenda2 yang berdiri, untuk segera dipacking.
        1 jam berlalu, aku dan teman2 yang ada di camp belum juga selesai membereskan semua tenda, hanya tinggal beberapa tenda yang tampak terjemur yang belum terpacking. Hampir 1 setengah jam berlalu, semua yang trekking ke pondok salada telah kembali ke camp, kini saatnya harus bersiap2 turun ke parkiran, tetapi sebelumnya istirahat dulu sambil membereskan barang2 bawaan masing2 yang belum benar2 beres.
        Setelah semuanya beres, dan beberapa panitia telah selesai mempacking tenda, akhirnya kami semua turun kembali ke parkiran. Sebelum bergerak turun kami semua menyempatkan diri untuk foto2 bersama yang backgroundnya terdapat sebuah banner. Kuran lebih pukul setengah 11 akhirnya kami bergerak turun.


TURUN, BACK TO PARKIRAN
         Semua peserta dan beberapa panitia sudah berjalan, tapi aku dan beberapa panitia lagi masih tetap ditempat, karena ada sesuatu yang harus ditunggu dan tak mungkin ditinggal. Setelah selesai mengurus sesuatu itu, akhirnya kami ber-4 bergegas turun berselang setengah jam dari rombongan pertama, kami ber-4 bertugas sebagai sweeper.
         Melewati jalan yang sama seperti kemarin, dari atas terlihat rombongan telah sampai didekat sungai, setelah sebelumnya menyebrangi sungai. Kami ber-4pun berjalan tanpa henti, dengan harapan bisa menyusul mereka, tetapi harapan untuk menyusul mereka gagal terlaksana.
         Setelah kami melewati dan menyebrangi sungai, badan ini menoreh kearah sungai yang telah berada dibelakang kami ber-4. air sungai seakan memanggil kami untuk segera merasakan air segarnya, dan hasratpun tak tertahan. Kami meletakkan barang2 dan langsung segera mambasahi seluruh tubuh kami dengan airnya yang segar dan jernih, tetapi sedikit berbau belerang.
         Tapi kami tidak peduli, kami ber-3 terus saja membiarkan air sungai membasahi tubuh, salah seorang dari kami enggan untuk membiarkan seluruh tubuhnya dibasahi air, entah apa alasannya?, ia hanya membasahi telapak kakinya dan dan wajahnya saja.
        Puas rasanya tubuh kami dibasahi oleh air yang segar itu, kini saatnya untuk melanjutkan perjalanan turun. Terus berjalan melewati jalan yang sama seperti kemarin, dan kami tiba di kawah, terus berjalan dan berfoto sebentar selepas kawah.
        Dan akhirnya setelah menghabiskan waktu 1 setengah jam termasuk mandi disungai tadi, pukul setengah 1 kami (team sweeper) sampai jua di parkiran. Dan yang lain yang di depan telah sampai semua, kuletakkan barang2 bawaanku, aku langsung menuju ke warung yang berada disekitar parkiran, kumakan gorengan dan memesan teh manis hangat sembari beristirahat sejenak.
        Menurut informasi yang aku dapat, team rombongan (kecuali aku dan ke-3 temanku tadi) telah sampai di parkiran pukul 12 siang, lumayan..mereka bisa beristirahat selama sejam, karena pada pukul 1 siang kami semua harus bergerak menuju lokasi selanjutnya.

GO TO CANGKUANG
         Kurang lebih pukul 1:15 siang atau hampir jam setengah 2, kami semua bersiap menuju Cangkuang, barang2 telah dinaikan kedalam Bus, karena di bagasi Bus sudah tidak menampung lagi barang2 bawaan kami.
         Semua telah siap, kini saatnya kami harus berpamitan kepada Papandayan, semoga kami bisa mencumbui keindahannya dilain waktu. Bus berjalan dengan dengan hati2 karena melewati jalan turunan dan banyak sekali lubang2.
         Perjalanan menuju Cangkuang searah dengan jalan menuju Jakarta, tidak begitu jauh dari daerah Nagrek, yaitu didaerah Leles. Membutuhkan 2 jam perjalanan untuk mencapai Cangkuang, dikarenakan jalannya Bus berjalan dengan santai, dan belum lagi akses jalan menuju cangkuang yang tidak begitu lebar.
         Selepas alun2 Leles kami berbelok ke kanan dan berjalan lurus, tepat didepan lapangan sepak bola kami berbelok ke kanan memasuki sebuah jalanan yang tidak begitu lebar yang hanya memiliki lebar kira2 3-5 meteran, untuk benar2 sampai di Cangkuang, jalanan berkelok2, lumayan juga jaraknya dari depan jalan tadi.
         Dan akhirnya kami tiba jua di cangkuang, Bus diparkir ditempat yang telah disediakan, parkirannya lumayan cukup luas, cangkuang teletak diseberang parkiran.


AT CANGKUANG
         Pukul setengah 4 kami telah tiba di Cangkuang, lalu kami memasuki pintu masuk objek wisata tersebut, hanya dengan membayar Rp 3000/orang (dewasa) kami sudah bisa menikmati beberapa objek yang ada di cangkuang.
         Untuk bisa menikmati seluruh objek wisata kami harus menyeberang menggunakan rakit dengan biaya Rp 3000/orang PP, kami mulai menaiki rakit, akan tetapi berhubung 1 rakit hanya bisa menampung 25 orang, dengan sangat terpaksa aku tidak ikut bersama rombongan, karena jumlah kami ada 29 orang jadi 4 orang tidak bisa menyebrang dalam 1 rakit.
         Aku dan 3 orang (panitia) temanku menunggu rakit berikutnya yang akan menyebrang, sementara temanku 1 lagi (panitia juga) ikut bersama peserta. Rombongan pertama telah menyebrang, sementara aku dan 3 orang temanku menunggu menunggu rakit selanjutnya yang akan menyeberang, sembari menunggu kami sempatkan untuk foto2 dan mengabadikan keindahan yang terdapat di sekitar situ Cangkuang.
         Hampir setengah jam berlalu setelah rombongan pertama menyeberang, akhirnya rakit selanjutnya menyebrang. Sebenarnya jaraknya menyeberangnya tidak terlalu jauh, akan tetapi karena menggunakan tenaga manual (hanya dengan sebatang bambu) untuk menjalankan rakit, jadi sampai ke lokasinya agak lama.
         10-15 menit menyeberang, akhirnya kami ber-4 sampai juga di pulau Cangkuang, kami langsung mencari teman2 kami, hmm..rupanya mereka sedang berada di kampung pulo, sebuah rumah adat yang masih terjaga sampai sekarang.
         Aku ber-4 langsung menuju candi Cangkuang, memasuki sebuah gerbang yang jalanannya terdapat anak tangga, akan tetapi sebelum mencapai candi, langkahku terhenti didepan gerbang yang didalamnya terdapat sebuah makam, dari papan petunjuk tampak tertulis “makam eyang embah dalem Arif Muhammad”. Menurut cerita, eyang mbah dalem Arif Muhammad adalah orang yang pertama kali menyebarkan ajaran islam di kota Garut, itulah informasi diberitahukan kepadaku.
         Selesai melihat2 makam, aku berjalan kembali, dan langkahku kembali terhenti di sebuah pohon, yang buahnya mirip seperti buah cipedak, hanya saja isi buahnya tidak seperti cipedak, dan daunya mirip seperti daun pandan, hanya saja di sisi kanan kiri daunnya terdapat duri, rupanya itu adalah pohon cangkuang, tampak dari papan petunjuk yang tertulis, kusempatkan untuk memfoto pohon dan buahnya.
         Didekat pohon Cangkuang dan makam tadi terdapat sebuah museum, entah apa isi yang ada didalam museum itu, aku dan yang lain tidak tau, karena pada saat itu museum itu sedang dipakai untuk sebuah acara.
         Setelah puas foto2 pohon Cangkuang aku kemudian menuju candi, menurut cerita candi Cangkuang adalah candi hindu yang pertama kali ditemukan di jawa barat. Ditengah bangunan candi terdapat sebuah pintu yang diberi gerbang, namun gerbang itu terkunci, sehingga aku dan yang lainnya tidak bisa melihat apa yang ada didalamnya.
         Setelah puas menikmati candi dan berfoto2 bersama beberapa peserta yang sedang berada dipelataran candi, aku dan ke-3 rekanku tadi melangkahkan kaki ke kampung pulo. wah…rupanya kawan2 yang lain telah lebih dulu mengunjungi kampung pulo, itu terlihat saat kami ber-4 memasuki kampung pulo, mereka sedang beranjak meninggalkan kampung pulo. Memasuki kawasan kampung pulo.
         Aku menyempatkan diri untuk memoto beberapa rumah adat tersebut, terlihat beberapa rekan sedang asik berbincang didepan halaman rumah dengan si penghuni rumah dan tak begitu lama kulihat mereka berpamitan kepada penghuni rumah adat tesebut.
         Aku dan ke-3 orang temanku, mengunjungi ke area belakang kampung pulo, tampak terlihat sekelompok anak kecil penghuni kampung pulo sedang asyik bermain bola, 2 orang temanku lantas langsung bergabung dengan mereka untuk ikut bermain bola.
         Tak beberapa lama aku ikut bergabung dengan mereka untuk bermain bola, lumayan…walau lapangannya tak senyaman lapangan sepak bola, akan tetapi aku dan temanku sangat menikmati bermain bola bersama anak2 kecil tersebut, semuanya bersemangat mengejar dan menendang bola, dan beberapa gol-pun tercipta yang dicetak oleh anak2 tersebut.
         Sempat terbesit sebuah harapan, semoga salah satu dari kalian kelak akan menjadi pemain sepak bola yang bisa mengharumkan nama Indonesia, hampir setengah jam bermain bersama anak2 kecil tadi, aku dan teman2ku memutuskan untuk berhenti bermain, dan kamipun menyuruh mereka untuk berhenti sejenak bermain, karena kami ingin memeberikan mereka sebuah kenang2an dan berfoto bersama sebelum kami pergi dari tempat ini.
         Disela2 membagi kenang2an dan berfoto, rupanya aku ditelfon dan diberitahu bahwa penumpang yang naik rakit bersama kami telah menunggu dan akan kembali pulang, kami ber-4 langsung bergegas menuju dermaga, setelah sebelumnya berpamitan dengan anak2 kecil tersebut.
         Sesampainya di dermaga teman2 yang lain sudah berada dan sedang asik menikmati jagung bakar, dan benar saja…rupanya penumpang2 yang bersama kami di rakit tadi telah menunggu, kami ber-4pun langsung menaiki rakit tersebut dan berangkat. 
         Haduuuhh…padahal masih ingin duduk2 bareng temen2 yang lain sembari menikmati jagung bakar, akan tetapi tidak mungkin terjadi, karena saat datang dan kembali kita harus dengan rakit yang sama dan orang2 yang sama.
         Gak asik juga kalo begitu mah, jika kita sedang asik menikmati pulau cangkuang, akan tetapi pengunjung yang lain sudah selesai menikmati dan kembali ke rakit, maka kita harus kembali pula ke rakit, yaa…yang paling enak sih kita menyewa rakitnya, jadi bisa puas tanpa terganggu oleh pengunjung lain.
         Tak beberapa lama rakit yang kutumpangi berjalan, terlihat teman2 yang lain menuju rakitnya dan akan menyeberang juga. Dan akhirnya perjalanan kami menikmati Cangkuang berakhirnya juga, saatnya menuju Bus dan kembali ke Jakarta.


BACK TO JAKARTA
          Pukul 5 sore, kami mulai bergegas meninggalkan Cangkuang dan kembali ke Jakarta, akhirnya acara Jelajah Pasundan Papandayan dan Cangkuang telah selasai terlaksana, kini saatnya kembali ke Jakarta untuk melanjutkan aktifitas masing2.
         Disela2 perjalanan kami (panitia) kembali membagi2kan doorprize yang tersisa, wajah2 senang tesirat dari mereka yang dapat doorprize, tapi yang tidak dapat juga tidak begitu sedih.
         Selepas meninggalkan kota Garut dan memasuki daerah Nagrek, Bus kami berhenti, karena beberapa dari kami ada yang ingin membeli oleh2 dan sekalian makan, akan tetapi ditempat itu tidak ada warung makan, akhirnya kami mencari lokasi lain untuk makan malam, sementara yang lain sedang asik berbelanja.
         Selesai berbelanja, kami mulai melanjutkan perjalanan dan disertai hujan. Kurang lebih pukul 7 malam, disebuah tempat yang terdapat warung padang, kami berhenti untuk makan, disebelah warung padang terdapat warung Bakso ceker, beberapa dari kami ada yang memilih menu nasi padang, dan beberapanya lagi memilih menu bakso ceker, mereka semua masuk kedalam, aku berada di warung bakso ceker, akupun keluar karena aku ingin makan nasi padang.
         Baru berada di depan warung padang, kulihat beberapa meter disebelahnya terdapat tukang nasi goring, akhirnya aku alihkan alihkan langkahku untuk menyantap nasi goring, beberapa temankupun mengikutinya.
         Sesampainya di tukang nasi goring rupanya ada 2 orang teman yang terlebih dulu ada di warung nasi goring tersebut, mereka sedang menunggu pesannya, dan akupun juga memesan sepiring nasi goreng pedas dengan telor yang didadar.
         Setelah selesai makan, kami semua melanjutkan perjalanan pulang, didalam perjalanan pulang aku lebih memilih tidur, aku terbangun dari tidurku, karena Bus berhenti di rest area di daerah Cikampek, istirahat sejenak disini, dan aku menuju ke toiletnya.
         Setelah selesai beristirahat di rest area, kami mulai melanjutkan lagi perjalanan pulang, dan seperti biasa aku lebih memilih tidur dalam perjalanan tersebut.
         Dan sampai akhirnya kurang lebih pukul 11 malam, kami semua tiba di tempat dimana kami berkumpul sebelumnya yaitu UKI, satu persatu semuanyapun berpamitan pulang, dan kembali ke habitat masing..

No comments:

Post a Comment