Tuesday 3 June 2014

MENDAKI GUNUNG KERINCI

Gunung Kerinci dari Basecamp


25 Mei 2014
Pagi itu sekitar jam 8 pagi, kami akhirnya tiba di basecamp pendakian Gunung Kerinci. Setelah sebelumnya menempuh perjalanan 9 jam lebih dari Jambi. Ternyata perjalanan dari jambi lebih cepat dari yang kami bayangkan. Terang saja, karena menurut info perjalanan dari Jambi menuju basecamp bisa memakan waktu 12-14 jam lamanya. Hmm…mungkin karena perjalanan kami pada tengah malam dan tidak berhenti makanya kami bisa tiba lebih cepat.


Basecamp Kerinci
Sampai di basecamp, kami turun dari kendaraan yang ditumpangi, menurunkan semua barang yang kami bawa. Pagi itu banyak pendaki yang akan bersiap-siap untuk mendaki Gunung Kerinci. Barang-barang telah kami turunkan, kami lalu menuju ke dalam. Kami masih memiliki waktu 1 hari untuk beristirahat, karena rencananya kami akan mendaki keesokan harinya.

Sebelah Basecamp

Karena itulah sebagian dari kami menggunakan waktu tersebut untuk istirahat dan tidur, termasuk diri saya. Jangan ditanya apakah kami bisa tidur pulas semalam, bagaimana bisa kami tidur pulas di atas bangku mobil engkel dengan jalanan yang bergelombang dan berliku?. Belum lagi hingar bingar musik dengan suara menggelegar yang terus menemani sepanjang perjalanan kami.
Dan kini saatnya kami beristirahat dan tidur sambil merebahkan badan ini, setelah sebelumnya kami bercengkrama dengan orang-orang yang berada di tempat itu.

Siang hari, saya lupa jam berapa. Saya yang masih tertidur dibangunkan oleh teman saya. Teman saya sengaja membangunkan, karena rencananya aku akan ikut ke suatu tempat yang telah dijanjikan sebelum saya tidur tadi. Ya..kami akan mengunjungi sebuah tempat yang letaknya tidak begitu jauh dari tempat ini. Saya pun bergegas dan bersiap-siap, begitupun juga dengan teman-teman saya. Rupanya bukan hanya kami yang akan berangkat, rombongan yang rencananya mendaki esok haripun juga ikut.

Telun Berasap
Ternyata mobil yang akan membawa kami telah kelebihan muatan, saya dan seorang teman saya tidak bisa masuk, akhirnya dengan sangat menyesal kami berdua tidak bisa ikut pergi ke tempat itu. Ahh…ya sudahlah, saya lanjutkan saja istirahat saya, pikir saya waktu itu. Tetapi Tuhan berkehendak lain, kami dipinjamkan sebuah sepeda motor untuk pergi ke tempat itu, dan kami berduapun bergegas menyusul mereka dengan ditemani oleh orang lokal dan seorang dari salah satu dari rombongan meraka yang juga tidak berhasil masuk ke dalam mobil itu. Kami berempatpun menyusul mereka.

Kami berempat berhasil sampai terlebih dahulu. Sembari menunggu mereka yang berhasil kami susul ditengah perjalanan, kami singgah disebuah warung. Makan bakwan dan tahu goreng ditemani segelas teh manis hangat, tak berselang lama merekapun akhirnya sampai juga ditempat ini. Kini kami telah bergabung kembali, kini saatnya kami menikmati keindahan apa saja yang disajikan oleh AIR TERJUN TELUN BERASAP.

Anak Tangganya
Setelah memasuki gerbang masuk dan memarkir kendaraan, kami kemudian berjalan kaki menuju air terjun tersebut. Suara derasnya air terjun sudah mulai terdengar. Kami harus menuruni undak-undakan anak tangga untuk sampai kesana. Di lokasi ini banyak dijumpai pendopo, hmm…tempat ini sepertinya nyaman sekali untuk pacaran sambil menikmati suara air terjun,heheheh..

Telun Besarap
AIR TERJUN TELUN BERASAP, air terjun yang berada di kabupaten Kerinci yang airnya berasal dari Danau Gunung Tujuh ini memiliki keistimewaan tersendiri. Saya sendiri gak tau kenapa air terjun ini dinamakan TELUN BERASAP?, mungkin karena banyaknya buih-buih air terjun tersebut yang terhempas ke udara dan terlihat seperti asap, hahahah…itu menurut perkiraan saya. Untuk lebih jelasnya kenapa, cari saja di Google,hehehe.

Setelah puas menikmati air terjun TELUN BERASAP, kamipun bergegas kembali ke basecamp. Dan aktifitas jalan-jalan hari itu diakhiri dengan mengunjungi air terjun TELUN BERASAP.

26 MEI 2014
Pagi hari tiba, kami mulai terjaga dari tidur pulas kami semalam. Kini saatnya kami harus bersiap-siap untuk memulai pendakian Gunung Kerinci. Kami menyiapkannya semua, dari logistik serta teknis untuk pendakian nanti. Awalnya kami berencana untuk mulai mendaki sekitar jam 8 pagi, dikarenakan masih ada sesuatu yang belum siap, akhirnya kami menundanya.

Semuanya sudah beres, dan perutpun sudah terisi. Kurang lebih jam setengah 10 pagi, kami memulai pendakian. Barang-barang kami masukkan ke dalam mobil. Ya..mobil itu lah yang akan membawa kami ke tempat titik awal pendakian. Saatnya kami berangkat… mobil melaju dengan kecepatan sedang. Untuk menuju ke titik awal pendakian, kami melewati jalan mulus beraspal dari basecamp.

Di pertigaan tugu macan, kami belok kanan, dan masih melewati jalan mulus yang dikanan kiri jalannya terhampar perkebunan teh. Konon katanya, teh yang berada diperkebunan ini ialah teh terbaik di dunia. Hmm…bangga juga mendengarnya, tapi miris juga setelah tau kalau teh disini hanya untuk pasar luar. Kualitas yang bagus dikirim ke luar negri, gak tau kalo yang kualias buruk untuk pasar lokal, luar atau bahkan dibuang. Kalaupun memang seperti itu, tidak adil rasanya. Kebunnya tumbuh dan hidup di tanah Indonesia, tetapi kenapa kita tidak bisa menikmati teh yang katanya terbaik di dunia itu?? Mirisss…

Titik awal pendakian
 Selepas melewati perkebunan teh, kami lalu melewati kebun pertanian. Dan akhirnya kamipun tiba di titik awal pendakian sekitar jam 10. Semua barang diturunkan, dan siap mulai pendakian. Sebelum berangkat, seperti biasa kami semua berdoa agar diberikan kemudahan dan perlindungan oleh Tuhan selama melakukan pendakian. Melewati jalan setapak yang relatif landai jalan setapak ini akan membawa kami ke pintu rimba. Sekitar 5 menit berjalan, kami tiba di Pos Perijinan yang sepertinya Pos ini sudah tidak berfungsi lagi. Kamipun terus berjalan.

Sampai di pintu rimba, saya dan Jubel memutuskan untuk berhenti sejenak. Sementara teman-teman kami yaitu, Juppy, Nopi, Irda, Bli Widi, Bli Dwi dah John, seorang warga asing yang ikut pendakian ini tetap melanjutkan perjalanan. Setelah berhenti sejenak saya dan Jubel kembali berjalan dan mengejar mereka yang berada di depan. Gak berselang lama, kami berdua berhasil mengejar mereka, dan kamipun kembali berjalan bersama.

Pos 1, Bangku Panjang
 Kami berjalan diantara rimbunnya hutan, dengan trek becek yang tidak begitu menanjak terjal. 1 jam kurang  kami berjalan, kamipun rupanya telah di tiba di pos 1 BANGKU PANJANG. Kami beristirahat sebentar disini. Di Pos BANGKU PANJANG terdapat sebuah bangunan yang atasnya beratapkan (seperti) viber, dan tanahnya dilapisi oleh beberapa daun pisang. Dan di sebelah bangunan tersebut terdapat sebuah batu yang berbentuk seperti bangku panjang. Mungkin karena itulah tempat ini dinamai bangku panjang.

Selepas beristirahat, kami kembali melanjutkan perjalanan. Jalur yang kami lalui tidak berbeda jauh dari jalur yang kami lewati sebelumnya. Tempat yang berikutnya harus kami lalui ialah pos 2, setelah berjalan melewati hutan dan trek yang becek selama kurang lebih 45 menit. Akhirnya kami tiba di Pos 2, yaitu Pos BATU LUMUT. Seperti biasa kami istirahat dulu, selagi berisirahat Bli Widi, Bli Dwi dan John memutuskan untuk melanjutkan perjalanan lagi lebih dulu, sementara sisanya termasuk saya masih asik beristirahat di tempat ini. Dan seperti biasa Foto-foto,heheheh..

Pos 2, Batu Lumut
Perjalananpun kami lanjutkan, masih tidak jauh berbeda dengan jalur sebelumnya, hanya saja jalan lebih becek dan agak sedikit menanjak. Dari pos 2 ke tempat selanjutnya, saya lebih banyak berhenti, apalagi kalo ada rombongan yang sedang asik duduk pasti saya ikutan berhenti,hehehe..  berhenti lalu menyusul teman-teman saya di depan. Dari perjalanan pos 2 ke tempat selanjutnya kami tidak berhasil menyusul teman kami telah jalan terlebih dahulu dari pos 2 tadi.

Kira-kira 1 setengah jam kami berjalan, sampai juga akhirnya di pos 3, yaitu PONDOK PANORAMA. Ternyata kami berlima hanya mendapati Bli Widi saja yang sedang duduk bersama sesorang. Kami menanyakan keberadaan Bli Dwi dan Jhon kepadanya, lalu ia menjawab mereka sudah jalan menuju tempat selanjutnya. Bli Widi rela menunggu lama kedatangan kami di Pos ini, dikarenakan makan siang untuk kami dibawa olehnya, heheh..maafin kami ya..

Di Pos ini kami memutuskan untuk beristirahat agak lama, sekalian untuk makan siang. Sementara itu Bli Widi kemudian melanjutkan perjalanan bersama seseorang yang tadi bersamanya. Sebelum mereka berdua jalan, kami sempat menawarkan mereka untuk makan siang bersama, tetapi mereka menolaknya karena sudah makan duluan saat menunggu kami tiba. Ini adalah makanan yang paling istimewa yang pernah saya rasakan dalam pendakian.

Pos 3, Pondok Panorama
Menu makan siang kami kali ini adalah nasi putih dan rendang. Nasi putih dan rendang tersebut kami beli sebelum mulai pendakian. Menu itu yang membuat kami sudah tidak tahan untuk melahapnya, terutama saya. Jarang-jarang di atas ketinggian kaya gini bisa makan rendang, ISTIMEWA lah pokoknya. Tanpa ragu kami semua melahap menu makan siang kami. Selepas makan siang dan istirahat kami kembali melanjutkan perjalanan. Sebelum jalan seperti biasa, foto-foto…

Dan akhirnya kami mulai meninggalkan Pos 3. Perjalanan menuju tempat berikutnya sangat berbeda dari sebelumnya. Mulai dari sini lebih sering kami jumpai tanjakan-tanjakan terjal dan juga jalan becek. Namun semua itu harus kami lalui jika ingin sampai ke tempat selanjutnya. Tidak sedikit kami harus melewati lumpur tebal, dan memanjat sembari memegang batang dan akar pohon agar kami bisa terus melanjutkan perjalanan, hutan dan pepohonan tinggi masih mendominasi.

Jalur ke Shelter 1
Di tengah jalan, entah sudah berapa kali saya berhenti, begitu juga dengan yang lain. Di jalur ini dan seterusnya tenaga kami terus dikuras, tapi kami masih bisa bercanda sambil berjalan tapi dengan durasi yang jarang. Perjalanan sebelumnya memang kami banyak habiskan dengan canda gurau sambil berjalan, karena melihat tingkah lucu salah satu dari kami. Tapi kali ini tidak, jangankan untuk bercanda dan tertawa, berjalan saja sulit. Jalanan becek dan terjal terus kami lalui, dan akhirnya setelah berjalan kira-kira lebih dari 2 setengah jam, kamipun akhirnya tiba di tempat selanjutnya yaitu Shelter 1.

Keadaan disini sudah banyak tenda-tenda yang berdiri, kamipun kesulitan untuk mendapatkan tempat untuk mendirikan tenda. Mungkin karena kami yang tiba kesorean sehingga tempat-tempat datar telah berdiri tenda. Dan juga banyaknya yang mendaki membuat Shelter 1 udah banyak berdiri tenda. Bli Widi, Bli Dwi dan John telah mendapat tempat untuk mendirikan tenda mereka, wajar saja mereka telah sampai lebih dulu dari kami. Tapi tidak dengan kami, beberapa diantara kami mencoba naik ke atas lagi, demi mendapatkan tempat untuk mendirikan tenda, akan tetapi kami gagal.

penginapan di Shelter 1
Dan akhirnya kami putuskan untuk mendirikan tenda yang menyelinap diantara tenda-tenda. Syukurlah kami bisa mendirikan tenda diantara tenda-tenda lain dengan kondisi tanah yang menurun. Gak apa-apalah yang menting bisa diriin tenda, gak perduli tempatnya gimana yang menting tenda bisa berdiri dan bisa untuk tidur malam nanti. Dan shelter 1 pun yang nantinya akan menemani kami menikmati malam sampai kami tertidur di atas lantainya.

Malam haripun menjelang, seperti biasa kegiatan diisi dengan memasak untuk makan malam kami. Hanya menu sederhana yang kami buat malam itu, sembari ditemani hujan yang baru saja turun malam itu. Kami sempat memanfaatkan air hujan untuk keperluan, air hujan yang tergenang di atas flysheet kami tak kami buang, akan tetapi kami tamping di dalam botol air mineral.

kong singkong
 Diantara kami ada yang membawa singkong, lalu singkong itu kami rebus dan kemudian digoreng. Saya yang tadinya sedang asik merebus dan menggoreng singkong, tiba-tiba tidak melanjutkan kegiatan tersebut. Tubuh ini sangat ingin sekali untuk direbahkan, dan sayapun melakukannya, dan tanpa sadar saya tertidur. Entah berapa lama tertidur, dan apa saja yang dilakukan teman-teman saya, saya tidak mengetahuinya, sampai saya terbangun lagi.

Saya terbangun yang lainpun masih terjaga, sedang asik bercanda dan ngobrol. Saya lantas keluar tenda untuk sekedar menikmati suasana di luar, kebetulan hujan sudah berhenti, dan saya memakan menu yang masih tersisa. Segelas kopi dan rokok kretek menjadi salah satu teman untuk menikmati suasana malam di Shelter 1. Puas menikmati malam, sayapun kemudian masuk lagi ke dalam tenda, melakukan kegiatan yang biasa dilakukan setelah seharian berjalan. Satu persatu diantara kami terlelap didalam naungan tenda kuning ini, kini saatnya kami istirahat tidur…

27 MEI 2014
Pemandangan dari Shelter 1
Pagi itu, suasana Shelter 1 sudah mulai riuh oleh pendaki yang hendak melanjutkan lagi perjalanan ke tempat selanjutnya. Tapi tidak dengan kami, saya masih asik tidur, teman saya masih asik bikin sarapan pagi sambil bercanda-canda. Sayapun terbangun, saya lihat keluar dan agak berbeda dari sore kemarin. Tenda-tenda yang tadinya banyak berdiri kini satu persatu mulai tak terlihat lagi. Terlihat beberapa pendaki juga ada yang sedang packing, ada yang sudah siap-siap jalan. Tetapi tidak dengan kami, kami masih asik menikmati suasana pagi yang indah ini.

Sarapan dulu sebelum berangkat lagi
Pagi ini, roti coklat bakar, segelas kopi dan teh manis menjadi menu pembuka sarapan kami. Saat saya terbangun menu itu telah tersaji di depan mata, tanpa ragu saya langsung menyambarnya. Sembari menikmati pagi, kamipun juga memasak nasi dan lauknya. Kami harus banyak makan pagi ini, dikarenakan seharian nanti kami harus berjalan. Menu telah matang, dan saatnya kami harus makan. Selesai makan, kamipun mulai beres-beres barang bawaan dan melakukan yang namanya packing. Di tempat ini formasi kami kembali komplit seperti jamu.

Jalurnya
Sekitar jam 10, kami mulai kembali perjalanan untuk menuju ke tempat selanjutnya setelah sebelumnya berdoa terlebih dahulu. Perjalanan menuju tempat selanjut sudah amat sangat berbeda dari kemarin, jalur yang kami lalui semakin menanjak terjal dengan trek yang becek. Terkadang kami harus melewati celah-celah, memanjat pepohonan. Trek kali sangat tidak bersahabat, tenaga dan kesabaran kami terus diuji saat melintasi jalur ini, dan pepohonanpun masih lumayan tinggi. Di tengah perjalanan kami banyak beristirahat, terutama saya.

Dalam perjalanan ini pula kami lagi-lagi tertinggal oleh Bli Widi, Bli Dwi dan juga si John. Jalan mereka sangat cepat, kami tidak bisa mengimbanginya, terutama saya.  Istirahat jalan, istirahat jalan begitu seterusnya. Pepohonan sudah tidak begitu tinggi seperti sebelumnya, sepertinya kami telah sampai di tempat selanjutnya yaitu Shelter 2. Saya sendiri tidak tau persis letak Shelter 2, karena menurut info tidak ada tanda yang menandakan seperti tempat-tempat sebelumnya (saat kami di sana). Entah itu ada dimana, yang pasti sudah lebih dari 2 setengah jam kami berjalan, dan kamipun istirahat lagi.


Jalurnya
Selepas istirahat, kami kembali melanjutkan perjalanan. Perjalanan kami lanjutkan ke tempat selanjutnya yaitu Shelter 3. Jalur menuju tempat selanjutnya sudah bener amat sangat tidak bersahabat, treknya kaya ngajak berantem. Ngos-ngosan kami dibuatnya, dan kami juga harus ekstra hati-hati karena jalan yang licin. Sering kami harus memanjat meraih batang dan akar pohon sebagai pegangan untuk berjalan, salah sedikit bisa kepleset dan terjatuh.

Banyak sekali saya dapat cerita dari pendaki yang turun, saat turun dari Shelter 3 ke Shelter 2 tidak sedikit yang terpleset dan jatuh karena jalan yang licin. Menurut saya memang sangat sulit perjalanan turun dibandingkan naik saat melewati kondisi seperti ini. Pokoknya dahsyat banget dah lewatin jalur ini. Menuju Shelter 3 langkah kami sering banyak terhenti, gak sedikit pula kami harus melewati jalur yang membuat kami putus asa, dan gak sedikit juga kata-kata “astaga”dan “Yaa Allah” keluar dari mulut kami. Kami benar-benar dibuat terperangah dan tidak berdaya melewati lintasan ini.

Pepohonan sudah mulai pendek dan sudah banyak dijumpai pohon-pohon cantigi, sambil tergontai langkah ini dan nafas yang termegap-megap, akhirnya syukur Alhamdulillah sekitar jam 4 sore lebih kami sampai juga di Shelter 3. Tepat sebelum Shelter 3, kami harus melewati jalur yang benar-benar WAH, mungkin bisa bikin nangis kalo gak kuat-kuat iman :D. gak sedikit yang sangat kesulitan saat melintasi jalurnya, anda rasakan saja sendiri gimana sulitnya,heheheh. Ditengah perjalanan menuju menuju Shelter 3, sempat kami diguyur hujan, itulah sebabnya mengapa beberapa jalur menjadi amat sangat sulit untuk dilewati. Beberapa saat sebelum sampai di Shelter 3, untunglah ujan telah berhenti.

Hotel 1 malam di Shelter 3
Di tempat ini kami akan mendirikan tenda untuk bermalam, kami mulai mencari tempat. Dan di tempat ini pula kami kembali bertemu dengan 3 orang teman kami yang sebelumnya telah berjalan jauh di depan kami. Akan tetapi kami tidak bisa mendirikan tenda di dekat tenda mereka, yaa..karena tempatnya yang memungkinkan. Akhirnya kami mencari-cari tempat untuk mendirikan tenda, tak beberapa lama mencari, akhirnya kami mendapatkannya. Tempat inilah yang akan menjadi hotel 1 malam kami.

Lagi-lagi hujan turun sebelum kami benar-benar berhasil membangun hotel 1 malam kami. Kami harus terus bergegas membangun hotel kami ditengah guyuran air hujan yang syukurlah tidak begitu deras. Hotel 1 malam telah berhasil dibangun, kamipun member salam kepada Shelter 3. Tinggal sedikit lagi perjalanan kami untuk bisa menginjakkan kaki di Puncak Kerinci. Dari sini Puncak Kerinci sangat jelas terlihat, dan dari tempat ini pula Danau Gunung Tujuh juga sangat jelas terlihat.

Senja telah datang, saatnya kami beranjak membuat makanan untuk makan malam kami. Di Shelter 3 terdapat sumber air, jadi kami tidak perlu kwatir akan sisa persedian air. Di Shelter 3 mudah untuk mendapatkan air, berbeda dengan Shelter 1 yang agak sulit untuk mendapatkannya. Di Shelter 1 kami tidak berhasil mendapatkan air, karena menurut Juppy dan Nopi yang waktu itu mau ngambil air, jalur untuk ke sumber air sangat sulit, karena itulah dia memutuskan untuk kembali ke tenda demi keamanan. Karena itu pula di Shelter 1 kami memanfaatkan air hujan.

Tapi tidak di Shelter 3 ini, kami tidak lagi memanfaatkan air hujan. Air hujan hanya kami manfaatkan untuk mencuci peralatan masak dan makan kami, karena di sini air mudah didapat. Singkat cerita dan malampun telah datang, menu untuk makan malam telah selesai dibuat. Kini saatnya kami mengisi perut kami dengan menu tersebut. Makan malam telah selesai dilakukan, menikmati malam sebentar sambil memandangi langit malam. Ada kejadian yang sedikit kejadian mendebarkan sesaat sebelum kami makan malam, tapi itu tidak akan saya ceritakan di tulisan ini.

Oke..kami harus tidur lebih awal malam ini, karena sekitar jam 3 pagi nanti kami harus bangun untuk melanjutkan perjalanan ke Puncak Kerinci. Alarm telah disetel, saatnya kami istirahat dan tidur. Didalam dingin dan belaian Shelter 3, kamipun mulai terlelap. Selamat malam Shelter 3…kami tidur dulu ya..

28 MEI 2014
Jam 3 pagi, kami terbangun oleh suara alarm yang telah disetel sebelum tidur tadi. Akan tetapi beberapa dari kami masih enggan untuk bangun, dan masih ingin untuk melanjutkan tidur, berbeda dengan Jubel. Disaat kami masih ingin tidur, dia rupanya sudah sibuk di dekat alat masak di depan tenda. Sepertinya dia sedang masak air, dan bikin roti bakar, kebetulan stok roti kami masih ada. Dalam tidur semalam, gemericik hujan turun membasahi tenda kami, itulah salah satu alasan yang membuat sebagian dari kami yang enggan bangun walaupun alarm terus berbunyi. Syukurlah hujannya gak sampai pagi, jadi kami bisa tetap melanjutkan perjalanan sesuai rencana.

Jam setengah 4, aku memaksakan diri untuk bangun, diikuti juga dengan yang lain. Kami mulai bersiap-siap, menyiapkan apa-apa saja yang akan kami bawa untuk perjalanan ke puncak nanti. Sebelum berangkat, sarapan dulu. Menu yang dibuat Jubel tadilah yang akan mengisi perut kami ini. Oke…persiapan telah selesai, kini saatnya kami harus melakukan perjalanan. Dalam perjalanan ke Puncak, Irda tidak ikut naik, karena dia sudah pernah. Itulah yang menjadi alasan utamanya tidak ikut, kami terpaksa meninggalkannya di Hotel satu malam kami.

Hahaha…dia akan menyesal karena tidak ikut, ungkap saya dalam hati. Sebelum berangkat kami berempat, menghampiri tenda Bli Widi, Bli Dwi dan John terlebih dulu. Sesampainya di tempat mereka, kami menanyakan keberadaan John, rupanya si John telah berangkat terlebih dahulu, imbuh mereka berdua. Kami menunggu mereka berdua yang sedang siap-siap, setelah siap kamipun mulai berangkat. Sekitar jam 4 lewat kami mulai bergerak, setelah sebelumnya berdoa terlebih dahulu, agar diberikan kelancaran dan cuaca yang cerah. Let’s go… 

Kilauan lampu kota dari Shelter 3
Jalur yang akan kami lalui tidak sesadis jalur yang kemarin, jalur menuju puncak lebih bersahabat. Walaupun harus memelalui beberapa tanjakan terjal, tapi itu tidak sampai membuat kami termehek-mehek. Di atas sana sudah banyak terlihat lampu-lampu senter, lampu-lampu itu membentuk sebuah barisan yang lumayan bagus dilihat dari bawah sini. Sudah banyak yang jalan terlebih dahulu seperti kami, itu Nampak jelas terlihat dari lampu-lampu senter tersebut. Sedikit demi sedikit kami mulai meninggalkan area Shelter 3 dan melewati batas vegetasi. Kami hanya membawa barang seperlunya, sisanya ditinggal di tenda.

Jalur didominasi oleh bebatuan kecil, seperti kerikil dan bertanah agak kemerahan. Jalurnya mirip sekali dengan jalur menuju puncak Semeru, puncak Rinjani dan Puncak Slamet, 3 in 1. Syukur tidak ada angin pagi ini, jadi kami bisa berjalan mulus melewati tanjakan ini. Akan tetapi bukan berarti kami tidak berhenti, kami juga sering berhenti saatnya melewati jalan ini, terutama saya. Saya sering kali berhenti, oksigen yang tipis (menurut saya) membuat saya agak sedikit sudah menghirup oksigen, sehingga membuat saya sering berhenti sejenak. Inilah yang terkadang membuat saya sedikit enggan untuk mendaki sebelum matahari terbit.

Sunrise mulai muncul
Rasa lelah saya lumayan sedikit terhapus, saat berhenti sembari memandangi lampu-lampu jalan dan rumah-rumah di bawah sana. Cantik sekali, seperti kerlap-kerlip bintang di langit sana, lumayan sebagai  pengganti bintang-bintang yang tidak bisa saya lihat di atas langit 2 hari ini. Ditengah perjalanan, sunrise mulai terlihat di arah timur sana. Sayang cuaca tidak begitu cerah, jadi sunrisenya tidak begitu sempurna. Tapi kami tetap bersyukur, karena kami masih bisa melihat matahari terbit dari ketinggian 3000 mdpl lebih ini. Sambil memandangi keindahan itu, kami terus berjalan, dan itu menambah semangat kami untuk terus berjalan.

Pemandangan dari Tugu Yuda
Sekitar jam 6 pagi, kamipun tiba di tempat datar yang berada persis di bawah puncak Kerinci, yaitu Tugu Yuda. Dari sini tinggal sedikit lagi untuk sampai ke titik tertinggi Kerinci, yah..hanya tinggal sedikit lagi maka tujuan kami akan tercapai. Kami beristirahat di Tugu Yuda, menikmati pemandangan dari lantainya sambil mengabadikannya kedalam kamera. Tampak banyak pendaki yang telah sampai di puncak, tidak sedikit juga ada yang masih dalam perjalanan. Kami beristirahat lumayan lama disini, sembari menunggu yang sedang naik sudah benar-benar sampai puncak, agar tidak terjebak antrian.

Jalur ke Puncak dari Tugu Yuda
Sekitar jam setengah 7 kami mulai melanjutkan perjalanan, terlihat ada beberapa pendaki yang sedang dalam perjalanan turun. Jalur tidak begitu berbeda dari sebelumnya, masih didominasi oleh bebatuan. Ditengah perjalanan menuju puncak dari Tugu Yuda, kami bertemu John yang sedang turun dari puncak dan berhenti sejenak. Kami kira ia akan melanjutkan perjalanannya turun, tetapi tidak. Ia kemudian ikut naik lagi bersama kami, walaaahh…aje gile, kuat sekali dia ikutan naik lagi. Perjalanan kami lanjutkan, aku berada di belakang diantara teman-teman.

Kami terus berjalan melewati tanjakan dan bebatuan ini, dan akhirnya setelah setengah jam perjalanan dari Tugu Yuda. Akhirnya kami berhasil mencapai puncak, aku yang terakhir mencapai puncak diantara teman-temanku. Seketika, haru dan bahagia menyelimuti kami semua, kamipun saling mengucapkan selamat sambil berpelukan. Dan tak lupa kami memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Y.M.E, yang telah mengizinkan kami berada di puncak tertinggi Kerinci, di Gunung Api tertinggi di Negri yang tercinta ini. Kondisi di puncak masih sangat ramai, banyak pendaki yang belum turun dan juga yang baru sampai.

Puncak Kerinci
Kami nikmati pemandangan yang tersaji di hadapan kami, akhirnya perjuangan berbuah manis setelah memijakkan kaki di tempat ini, sungguh bahagia yang luar biasa. Terlihat kelupan asap belerang terus keluar dari kawah kerinci yang seringkali menutupi kaldera kawahnya. Sangat sulit sekali melihat kea rah kawah kerinci, karena asap belerang tadi. Kami tidak begitu lama berada di puncak, karena asap belerang  yang begitu menyengat terus keluar. Sesekali angin mengarah ke arah kami, sehingga asap belerangnya pun mengarah ke arah kami. Karena itu kami tidak bisa berlama-lama, jika tidak ingin banyak menghirup asap belerang tersebut.

Setelah dirasa cukup, dan sudah foto-foto, kami kemudian turun. Tetapi Nopi dan Jubel masih ingin berada di puncak, akhirnya kamipun meninggalkan mereka dan akan menunggunya di Tugu Yuda. Kami turun melalui jalur yang kami lewati saat naik tadi. Terus menuruni jalan, dan tak terasa kami sudah tiba kembali di Tugu Yuda. Disini kami beristirahat, santai-santai menikmati pemandangan sambil menunggu Nopi dan Jubel turun dari puncak. Pemandangan dari sini juga gak kalah bagusnya sama pemandangan di puncak, dan kamipun kembali foto-foto di tempat ini.

Tugu Yuda
Kira-kira 20 menit kemudian, Nopi dan Jubel telah sampai disini, dan kamipun kembali bersama-sama menikmati pemandangan dari Tugu Yuda. Setelah puas menikmati pemandangan, kamipun kemudian kembali melanjutkan perjalanan turun ke Shelter 3. Kami turun, sekitar 45 menit berlalu, dan kamipun tiba di Shelter 3. Sesampainya di camp kami, beberapa barang kami telah dibereskan oleh Irda, waaahh…makasih ya beb :D. makan untuk kami yang baru turunpun sudah ada yang tersaji, aahh…bener-bener sitimewalah kamu itu :p.

Ngejemur dan masak
Berhubung matahari matahari sedang menunjukkan sinarnya, kami sempat menjemur pakaian yang basah dan lembab. Kami beristirahat, menghilangkan lelah karena perjalanan pagi ini. Kembali kami menikmati pemandangan lagi dari tempat ini, sembari menunggu semua menu selesai dimasak semua. Saya lebih memilih merebahkan badan sebentar di dalam tenda, sambil memandang Danau Gunung Tujuh. Beristirahat dan mengumpulkan kembali stamina, karena setelah ini kami harus berjalan kembali menuju basecamp pendakian Kerinci yang berada di Kersik Tuo.

Persiapan turun dari Shelter 3
Makan dan istirahat telah selesai dilakukan, kini saatnya kami membereskan barang-barang dan mempackingnya. Semua barang telah berhasil dipacking, sekitar jam 12 siang kami mulai bergerak turun melewati jalan yang kemarin kami lewati. Dalam perjalanan turun kali ini, kami tidak lagi bermalam, tapi kami akan langsung menuju basecamp. ternyata benar perjalanan turun lebih sulit dibandingkan perjalanan naik, tapi semua itu kami hiraukan sambil tetap berhati-hati. Kami terus berjalan melewati jalanan yang semakin becek, ditengah perjalanan kamipun juga sering berpapasan dengan pendaki yang hendak naik, kami bertegur sapa dan memberikan mereka semangat.

Istirahat di Shelter 2
Sampai di Shelter 2, kami beristirahat. Alat masak kami keluarkan, untuk menyeduh kopi dan teh manis, serta sedikit nyemil makanan yang masih tersisa di tas. Sembari masak dan nyemil, kami disini juga menunggu beberapa teman yang belum turun. Kaki sudah belepotan, sepatu juga sudah belok, lumayanlah ada kesempatan buat ngebuangin lumpur dan tanah yang menempel di sepatu. Yang kami tunggu akhirnya tiba, dan kamipun beristirahat bersama. Agak lama juga kami istirahat disini, sampai-sampai dingin sudah mulai menyerang kami.

Akan tetapi rasa dingin itu harus ditahan, karena keinginan diri yang masih ingin istirahat disini. Ada yang berbeda dari kemarin, ditempat ini kami lihat sudah ada plang yang betulisan Shelter 2. Karena plang itulah akhirnya kami tau kalau tempat ini adalah Shelter 2. Istirahat selesai, kamipun kembali melanjutkan perjalanan. Jalur licin dan tanah becek lagi-lagi mengganggu perjalanan kami, tapi kami tetap terus berjalan, dan akhirnya kami tiba di Shelter 1. Kami berhenti sejenak disini, kemudian kembali melanjutkan perjalanan. Ditengah perjalanan dari Shelter 1 ke pos 3 hujan mulai turun namun tidak deras. Syukurlah sesaat setelah hujan mulai deras, kami tiba di Pos 3, istirahat dan meneduh sebentar disini.

Jas hujan mulai kami kenakan, untuk melindungi tubuh ini dari air hujan, lalu kami lanjutkan perjalanan. Jalur turun sudah tidak securam jalur sebelumnya, namun jalanan becek dan berlumpur tebal lebih sering kami jumpai dan harus kami lewati. Kami terus berjalan tanpa henti, karena kami tidak ingin kemalaman di jalan. Tak terasa kami tiba di pos 2, kami kami tidak berhenti disini, kami terus melanjutkan perjalanan. Dalam perjalanan ke pos 1, saya mulai kesulitan berjalan. Sepatu yang saya pakai jebol, sehingga membuat saya sedikit kesulitan dalam berjalan. Saya tetap paksakan sepatu itu hingga sampai kemampuan terakhirnya.  

Bheychyek gak ada oyjheg
Terus berjalan, dan kamipun tiba di pos 1, kami tidak berhenti disini, masih terus berjalan. Dan syukurlah perlahan hujan sudah mulai berhenti beberapa saat setelah melewati pos 1. Beberapa menit setelah melewati pos 1, sepatu yang saya gunakan sudah mencapai batas maksimalnya, terpaksa saya melepas dan menentengnya. Saya berjalan mengunakan sepatu hanya di kaki kanan saja, sebelah kirinya hanya menggunakan kaos kaki. Namun itu membuat jalan saya lebih nyaman dari sebelumnya, akan tetapi tetap saja saya tidak bisa mempercepat langkah saya.

Dan akhirnya kami sampai di Pintu Rimba, kami tidak berhenti disini, kami terus melanjutkan perjalanan dan mulai memasuki ladang. Dengan keadaan nyeker sebelah saya terus berjalan, sampai di Pos Perijinan, saya berhenti sejenak untuk menggunakan sandal dipinjami oleh juppy. Lanjut lagi jalan tak lama kemudian, dan akhirnya syukur Alhamdulillah akhirnya kami sampai di tempat titik awal pendakian sekitar jam setegah 6 sore. Di tempat ini perjalanan di Gunung Kerinci kami akhiri, selanjutnya kami menggunakan kendaraan untuk menuju Basecamp.

Di tempat ini saya harus meninggalkan sepatu saya. Gak rela juga ninggalinnya, karena itu pemberian teman dan banyak kenangan.  Tapi apa boleh buat sepatu tersebut sudah tidak bisa digunakan lagi. Awalnya saya berniat untuk membawa tapak bawahnya, akan tetapi tapak bawah sebelah kanannya sudah tidak ada, mungkin sudah copot dalam perjalanan turun dari pos 1 tadi. Dan akhirnya dengan sangat menyesal saya meninggalkannya. Kendaraan yang akan mengantar kami ke Basecamp telah tersedia, kami langsung memasukan barang bawaan dan menaiki kendaraan tersebut.

Alhamdulillah, pendakian ini berjalan dengan lancar, semua itu karena perlindungan Tuhan Y.M.E. Kini saatnya menuju Basecamp, beristirahat dan membersihkan tubuh kami ini. Terimakasih yaa..Tuhan atas semuanya. Tak beberapa lama, kamipun tiba di Basecamp. aahh…senang rasanya, karena disini kami akan beristirahat dan tidak lagi harus berjalan kaki sambil membawa beban. Banyak juga pendaki yang sudah sampai terlebih dahulu, dan gak sedikit pula pendaki yang baru datang untuk mendaki keesokan harinya.

Beres-beres barang dan membersihkan badan, itulah aktifitas yang kami lakukan. Bercengkrama dan bersenandung bersama sahabat-sahabat alam sambil menyantap makan malam, itulah hal-hal yang paling menyenangkan. Tak terasa malam semakin larut, kini saatnya kami tidur dan benar-benar beristirahat.

29 MEI 2014
Pagi telah datang, sekitar jam 6 pagi, kami terbangun dari tidur nyenyak kami. Cuci muka kemudian membereskan barang untuk persiapan pulang. Sekitar jam setengah 7, travel yang akan mengantar kami telah tiba, kami kemudian memasukan barang-barang. Jam 7 kami kemudian berpamitan kepada orang-orang yang berada disini, terutama kepada pemilik Basecamp. Setelah berpamitan saatnya kami menaiki kendaraan, Selamat Tinggal Kersik Tuo, Sampai bertemu kembali.

Mlipir
Kami akan pulang ke Jakarta melalui Padang, kendaraan yang kami tumpangi kemudian bergegas menuju kota itu. Jalan berkelok-kelok melewati bukit itu akan kami lalui, 1 setengah jam berlalu kamipun singgah sejenak di sebuah warung, guna untuk sarapan. Selepas sarapan kami lanjutkan lagi perjalanan, ditengah perjalanan kami sempat diceritakan tentang Gunung Kerinci oleh Pengemudi Travel itu. Saya, Juppy, Irda dan Nopi berada di kendaraan ini, dan kamipun mendengarkan sembari sedikit bertanya. Sementara, kendaraan yang 1 nya di isi oleh Jubel, Bli Widi, Bli Dwi dan John, kami tidak tau kegiatan apa yang mereka lakukan dalam perjalanan ini.

Sesekali kendaraan yang kami tumpangi berhenti, karena sang pengemudi kedua kendaraan yang kami naiki merasa ngantuk, kami memakluminya setelah mengetahui ceritanya. Ditengah perjalanan kami sempat disuguhi pemandangan Danau atas Danau bawah di kabupaten Solok. Indah juga dilihat dari dalam kendaraan ini, tak lupa beberapa dari kami mengabadikan keindahannya. Kendaraan yang kami tumpangi sempet berhenti di depan POM Bensin, dan tempat ini masih di kawasan Danau tersebut. Sementara kendaraan yang 1 yang berada di depan kami sepertinya tetap melaju, itu ditandakan karena tidak adanya mereka.
Danau atas dan bawah. photo by me.
Berhubung lagi berhenti, turun ah sebentar untuk sekedar memoto keindahan Danau. Tak beberapa lama kendaraan kembali jalan, beberapa saat kemudian kendaraan kami berhenti lagi di suatu tempat, rupanya kendaraan yang membawa teman-teman kami telah terlebih dahulu ada disini. Kembali kami istirahat disini, selesai istirahat kami kemudian melanjutkan perjalanan. Akhirnya sekitar jam 3 sore kamipun tiba di Kota Padang, kami kemudian menuju ke salah satu restoran Padang untuk mengisi perut yang mulai kelaparan.  Perut sudah terisi masakan Padang, kini saatnya melanjutkan kembali perjalanan. 

Makan-makan
Es Ren Duren
Destinasi yang kami akan datangi selanjutnya adalah suatu tempat yang menjual Es Duren, saya lupa dimana daerahnya. Konon katanya Es Duren di sana enak dan terkenal. Sampai tempat yang dimaksud, kami kemudian menuju dan masuk ke dalam tempat yang menjual Es Duren itu, selain Es Duren ada juga menu lain yang dijual di tempat ini. Setelah makan Es Duren, kami melanjutkan lagi perjalanan, kami akan menuju Bandara untuk pulang ke Jakarta. Sebelum ke Bandara mampir dulu ke tempat oleh-oleh, karena beberapa dari kami ada yang ingin membeli oleh-oleh, tapi saya tidak ikutan beli,heheh..

Beli oleh-oleh selesai, dan kini saatnya kami bergegas menuju Bandara Minangkabau. Menjelang gelap kami tiba di Bandara, kini saatnya kami pulang ke Jakarta.  Terimakasih Tanah Sumatra Barat, Terimakasih Tanah Kerinci dan Terimakasih pula untuk pengemudi Travel kami. Akhirnya perjalanan ini telah selesai terlaksana.

TERIMAKASIH saya yang tak terhingga untuk ALLAH S.W.T atas segala nikmat dan Karunianya, dan juga untuk Para Rasulnya, terutama baginda besar Nabi Muhammad S.A.W, berserta para keluarga dan sahabatnya.
Terimakasih buat Orang tua saya yang pasti tidak henti-hentinya berdoa untuk anaknya ini selama di perjalanan.
Terimakasih untuk kalian manusia-manusia hebat di Bumi ini: Juppy, Irda, Nopi, Jubel. Dan untuk Bli Widi, Bli Dwi dan Mr John yang sudah rela datang jauh-jauh dari Bali untuk mengikuti perjalanan ini.
Terimakasih juga untuk sahabat-sahabat yang baru kami kenal baik di Basecamp maupun saat di Gunung Kerinci, semoga kita bisa ketemu lagi baik di ketinggian maupun di dataran. Terutama untuk penghuni dan pemilik Basecamp, terimakasih banyak untuk semuanya.
Dan yang terakhir Terimakasih untuk yang telah mendoakan kami, dan juga yang telah bersedia membaca tulisan ini J

Photo"s By : JUPPYARSANA                  

No comments:

Post a Comment