25 Mei 2014
Pagi itu sekitar jam 8 pagi, kami akhirnya tiba di basecamp pendakian Gunung Kerinci. Setelah sebelumnya menempuh perjalanan 9 jam lebih dari Jambi. Ternyata perjalanan dari jambi lebih cepat dari yang kami bayangkan. Terang saja, karena menurut info perjalanan dari Jambi menuju basecamp bisa memakan waktu 12-14 jam lamanya. Hmm…mungkin karena perjalanan kami pada tengah malam dan tidak berhenti makanya kami bisa tiba lebih cepat.
Basecamp Kerinci |
Sampai di basecamp, kami turun dari kendaraan yang ditumpangi, menurunkan semua barang yang kami bawa. Pagi itu banyak pendaki yang akan bersiap-siap untuk mendaki Gunung Kerinci. Barang-barang telah kami turunkan, kami lalu menuju ke dalam. Kami masih memiliki waktu 1 hari untuk beristirahat, karena rencananya kami akan mendaki keesokan harinya.
Sebelah Basecamp |
Karena itulah sebagian dari kami menggunakan waktu tersebut untuk istirahat dan tidur, termasuk diri saya. Jangan ditanya apakah kami bisa tidur pulas semalam, bagaimana bisa kami tidur pulas di atas bangku mobil engkel dengan jalanan yang bergelombang dan berliku?. Belum lagi hingar bingar musik dengan suara menggelegar yang terus menemani sepanjang perjalanan kami.
Dan kini saatnya kami beristirahat dan tidur sambil merebahkan badan ini, setelah sebelumnya kami bercengkrama dengan orang-orang yang berada di tempat itu.
Siang hari, saya lupa jam berapa. Saya yang masih tertidur dibangunkan oleh teman saya. Teman saya sengaja membangunkan, karena rencananya aku akan ikut ke suatu tempat yang telah dijanjikan sebelum saya tidur tadi. Ya..kami akan mengunjungi sebuah tempat yang letaknya tidak begitu jauh dari tempat ini. Saya pun bergegas dan bersiap-siap, begitupun juga dengan teman-teman saya. Rupanya bukan hanya kami yang akan berangkat, rombongan yang rencananya mendaki esok haripun juga ikut.
Telun Berasap |
Kami berempat berhasil sampai terlebih dahulu. Sembari menunggu mereka yang berhasil kami susul ditengah perjalanan, kami singgah disebuah warung. Makan bakwan dan tahu goreng ditemani segelas teh manis hangat, tak berselang lama merekapun akhirnya sampai juga ditempat ini. Kini kami telah bergabung kembali, kini saatnya kami menikmati keindahan apa saja yang disajikan oleh AIR TERJUN TELUN BERASAP.
Anak Tangganya |
Telun Besarap |
Setelah puas menikmati air terjun TELUN BERASAP, kamipun bergegas kembali ke basecamp. Dan aktifitas jalan-jalan hari itu diakhiri dengan mengunjungi air terjun TELUN BERASAP.
26 MEI 2014
Pagi hari tiba, kami mulai terjaga dari tidur pulas kami
semalam. Kini saatnya kami harus bersiap-siap untuk memulai pendakian Gunung
Kerinci. Kami menyiapkannya semua, dari logistik serta teknis untuk pendakian
nanti. Awalnya kami berencana untuk mulai mendaki sekitar jam 8 pagi,
dikarenakan masih ada sesuatu yang belum siap, akhirnya kami menundanya.
Semuanya sudah beres, dan perutpun sudah terisi. Kurang
lebih jam setengah 10 pagi, kami memulai pendakian. Barang-barang kami masukkan
ke dalam mobil. Ya..mobil itu lah yang akan membawa kami ke tempat titik awal
pendakian. Saatnya kami berangkat… mobil melaju dengan kecepatan sedang. Untuk
menuju ke titik awal pendakian, kami melewati jalan mulus beraspal dari
basecamp.
Di pertigaan tugu macan, kami belok kanan, dan masih
melewati jalan mulus yang dikanan kiri jalannya terhampar perkebunan teh. Konon
katanya, teh yang berada diperkebunan ini ialah teh terbaik di dunia.
Hmm…bangga juga mendengarnya, tapi miris juga setelah tau kalau teh disini
hanya untuk pasar luar. Kualitas yang bagus dikirim ke luar negri, gak tau kalo
yang kualias buruk untuk pasar lokal, luar atau bahkan dibuang. Kalaupun memang
seperti itu, tidak adil rasanya. Kebunnya tumbuh dan hidup di tanah Indonesia,
tetapi kenapa kita tidak bisa menikmati teh yang katanya terbaik di dunia itu??
Mirisss…
Titik awal pendakian |
Selepas melewati
perkebunan teh, kami lalu melewati kebun pertanian. Dan akhirnya kamipun tiba
di titik awal pendakian sekitar jam 10. Semua barang diturunkan, dan siap mulai
pendakian. Sebelum berangkat, seperti biasa kami semua berdoa agar diberikan
kemudahan dan perlindungan oleh Tuhan selama melakukan pendakian. Melewati
jalan setapak yang relatif landai jalan setapak ini akan membawa kami ke pintu
rimba. Sekitar 5 menit berjalan, kami tiba di Pos Perijinan yang sepertinya Pos
ini sudah tidak berfungsi lagi. Kamipun terus berjalan.
Sampai di pintu rimba, saya dan Jubel memutuskan untuk
berhenti sejenak. Sementara teman-teman kami yaitu, Juppy, Nopi, Irda, Bli
Widi, Bli Dwi dah John, seorang warga asing yang ikut pendakian ini tetap
melanjutkan perjalanan. Setelah berhenti sejenak saya dan Jubel kembali
berjalan dan mengejar mereka yang berada di depan. Gak berselang lama, kami
berdua berhasil mengejar mereka, dan kamipun kembali berjalan bersama.
Pos 1, Bangku Panjang |
Kami berjalan diantara rimbunnya hutan, dengan trek becek
yang tidak begitu menanjak terjal. 1 jam kurang kami berjalan, kamipun rupanya telah di tiba
di pos 1 BANGKU PANJANG. Kami beristirahat sebentar disini. Di Pos BANGKU
PANJANG terdapat sebuah bangunan yang atasnya beratapkan (seperti) viber, dan tanahnya
dilapisi oleh beberapa daun pisang. Dan di sebelah bangunan tersebut terdapat
sebuah batu yang berbentuk seperti bangku panjang. Mungkin karena itulah tempat
ini dinamai bangku panjang.
Selepas beristirahat, kami kembali melanjutkan perjalanan.
Jalur yang kami lalui tidak berbeda jauh dari jalur yang kami lewati
sebelumnya. Tempat yang berikutnya harus kami lalui ialah pos 2, setelah
berjalan melewati hutan dan trek yang becek selama kurang lebih 45 menit. Akhirnya
kami tiba di Pos 2, yaitu Pos BATU LUMUT. Seperti biasa kami istirahat dulu,
selagi berisirahat Bli Widi, Bli Dwi dan John memutuskan untuk melanjutkan
perjalanan lagi lebih dulu, sementara sisanya termasuk saya masih asik
beristirahat di tempat ini. Dan seperti biasa Foto-foto,heheheh..
Pos 2, Batu Lumut |
Perjalananpun kami lanjutkan, masih tidak jauh berbeda
dengan jalur sebelumnya, hanya saja jalan lebih becek dan agak sedikit
menanjak. Dari pos 2 ke tempat selanjutnya, saya lebih banyak berhenti, apalagi
kalo ada rombongan yang sedang asik duduk pasti saya ikutan berhenti,hehehe.. berhenti lalu menyusul teman-teman saya di
depan. Dari perjalanan pos 2 ke tempat selanjutnya kami tidak berhasil menyusul
teman kami telah jalan terlebih dahulu dari pos 2 tadi.
Kira-kira 1 setengah jam kami berjalan, sampai juga akhirnya
di pos 3, yaitu PONDOK PANORAMA. Ternyata kami berlima hanya mendapati Bli Widi
saja yang sedang duduk bersama sesorang. Kami menanyakan keberadaan Bli Dwi dan
Jhon kepadanya, lalu ia menjawab mereka sudah jalan menuju tempat selanjutnya.
Bli Widi rela menunggu lama kedatangan kami di Pos ini, dikarenakan makan siang
untuk kami dibawa olehnya, heheh..maafin kami ya..
Di Pos ini kami memutuskan untuk beristirahat agak lama,
sekalian untuk makan siang. Sementara itu Bli Widi kemudian melanjutkan
perjalanan bersama seseorang yang tadi bersamanya. Sebelum mereka berdua jalan,
kami sempat menawarkan mereka untuk makan siang bersama, tetapi mereka
menolaknya karena sudah makan duluan saat menunggu kami tiba. Ini adalah
makanan yang paling istimewa yang pernah saya rasakan dalam pendakian.
Pos 3, Pondok Panorama |
Menu makan siang kami kali ini adalah nasi putih dan
rendang. Nasi putih dan rendang tersebut kami beli sebelum mulai pendakian.
Menu itu yang membuat kami sudah tidak tahan untuk melahapnya, terutama saya. Jarang-jarang
di atas ketinggian kaya gini bisa makan rendang, ISTIMEWA lah pokoknya. Tanpa
ragu kami semua melahap menu makan siang kami. Selepas makan siang dan
istirahat kami kembali melanjutkan perjalanan. Sebelum jalan seperti biasa,
foto-foto…
Dan akhirnya kami mulai meninggalkan Pos 3. Perjalanan
menuju tempat berikutnya sangat berbeda dari sebelumnya. Mulai dari sini lebih
sering kami jumpai tanjakan-tanjakan terjal dan juga jalan becek. Namun semua
itu harus kami lalui jika ingin sampai ke tempat selanjutnya. Tidak sedikit
kami harus melewati lumpur tebal, dan memanjat sembari memegang batang dan akar
pohon agar kami bisa terus melanjutkan perjalanan, hutan dan pepohonan tinggi
masih mendominasi.
Jalur ke Shelter 1 |
Di tengah jalan, entah sudah berapa kali saya berhenti,
begitu juga dengan yang lain. Di jalur ini dan seterusnya tenaga kami terus
dikuras, tapi kami masih bisa bercanda sambil berjalan tapi dengan durasi yang
jarang. Perjalanan sebelumnya memang kami banyak habiskan dengan canda gurau
sambil berjalan, karena melihat tingkah lucu salah satu dari kami. Tapi kali
ini tidak, jangankan untuk bercanda dan tertawa, berjalan saja sulit. Jalanan
becek dan terjal terus kami lalui, dan akhirnya setelah berjalan kira-kira
lebih dari 2 setengah jam, kamipun akhirnya tiba di tempat selanjutnya yaitu
Shelter 1.
Keadaan disini sudah banyak tenda-tenda yang berdiri,
kamipun kesulitan untuk mendapatkan tempat untuk mendirikan tenda. Mungkin
karena kami yang tiba kesorean sehingga tempat-tempat datar telah berdiri
tenda. Dan juga banyaknya yang mendaki membuat Shelter 1 udah banyak berdiri
tenda. Bli Widi, Bli Dwi dan John telah mendapat tempat untuk mendirikan tenda
mereka, wajar saja mereka telah sampai lebih dulu dari kami. Tapi tidak dengan
kami, beberapa diantara kami mencoba naik ke atas lagi, demi mendapatkan tempat
untuk mendirikan tenda, akan tetapi kami gagal.
penginapan di Shelter 1 |
Dan akhirnya kami putuskan untuk mendirikan tenda yang
menyelinap diantara tenda-tenda. Syukurlah kami bisa mendirikan tenda diantara
tenda-tenda lain dengan kondisi tanah yang menurun. Gak apa-apalah yang menting
bisa diriin tenda, gak perduli tempatnya gimana yang menting tenda bisa berdiri
dan bisa untuk tidur malam nanti. Dan shelter 1 pun yang nantinya akan menemani
kami menikmati malam sampai kami tertidur di atas lantainya.
Malam haripun menjelang, seperti biasa kegiatan diisi dengan
memasak untuk makan malam kami. Hanya menu sederhana yang kami buat malam itu,
sembari ditemani hujan yang baru saja turun malam itu. Kami sempat memanfaatkan
air hujan untuk keperluan, air hujan yang tergenang di atas flysheet kami tak
kami buang, akan tetapi kami tamping di dalam botol air mineral.
kong singkong |
Diantara kami ada yang membawa singkong, lalu singkong itu
kami rebus dan kemudian digoreng. Saya yang tadinya sedang asik merebus dan
menggoreng singkong, tiba-tiba tidak melanjutkan kegiatan tersebut. Tubuh ini
sangat ingin sekali untuk direbahkan, dan sayapun melakukannya, dan tanpa sadar
saya tertidur. Entah berapa lama tertidur, dan apa saja yang dilakukan
teman-teman saya, saya tidak mengetahuinya, sampai saya terbangun lagi.
Saya terbangun yang lainpun masih terjaga, sedang asik
bercanda dan ngobrol. Saya lantas keluar tenda untuk sekedar menikmati suasana
di luar, kebetulan hujan sudah berhenti, dan saya memakan menu yang masih
tersisa. Segelas kopi dan rokok kretek menjadi salah satu teman untuk menikmati
suasana malam di Shelter 1. Puas menikmati malam, sayapun kemudian masuk lagi
ke dalam tenda, melakukan kegiatan yang biasa dilakukan setelah seharian
berjalan. Satu persatu diantara kami terlelap didalam naungan tenda kuning ini,
kini saatnya kami istirahat tidur…
27 MEI 2014
Pemandangan dari Shelter 1 |
Pagi itu, suasana Shelter 1 sudah mulai riuh oleh pendaki
yang hendak melanjutkan lagi perjalanan ke tempat selanjutnya. Tapi tidak
dengan kami, saya masih asik tidur, teman saya masih asik bikin sarapan pagi
sambil bercanda-canda. Sayapun terbangun, saya lihat keluar dan agak berbeda
dari sore kemarin. Tenda-tenda yang tadinya banyak berdiri kini satu persatu
mulai tak terlihat lagi. Terlihat beberapa pendaki juga ada yang sedang
packing, ada yang sudah siap-siap jalan. Tetapi tidak dengan kami, kami masih
asik menikmati suasana pagi yang indah ini.
Sarapan dulu sebelum berangkat lagi |
Pagi ini, roti coklat bakar, segelas kopi dan teh manis
menjadi menu pembuka sarapan kami. Saat saya terbangun menu itu telah tersaji
di depan mata, tanpa ragu saya langsung menyambarnya. Sembari menikmati pagi,
kamipun juga memasak nasi dan lauknya. Kami harus banyak makan pagi ini,
dikarenakan seharian nanti kami harus berjalan. Menu telah matang, dan saatnya
kami harus makan. Selesai makan, kamipun mulai beres-beres barang bawaan dan
melakukan yang namanya packing. Di tempat ini formasi kami kembali komplit
seperti jamu.
Jalurnya |
Sekitar jam 10, kami mulai kembali perjalanan untuk menuju
ke tempat selanjutnya setelah sebelumnya berdoa terlebih dahulu. Perjalanan
menuju tempat selanjut sudah amat sangat berbeda dari kemarin, jalur yang kami
lalui semakin menanjak terjal dengan trek yang becek. Terkadang kami harus
melewati celah-celah, memanjat pepohonan. Trek kali sangat tidak bersahabat,
tenaga dan kesabaran kami terus diuji saat melintasi jalur ini, dan
pepohonanpun masih lumayan tinggi. Di tengah perjalanan kami banyak
beristirahat, terutama saya.
Dalam perjalanan ini pula kami lagi-lagi tertinggal oleh Bli
Widi, Bli Dwi dan juga si John. Jalan mereka sangat cepat, kami tidak bisa
mengimbanginya, terutama saya. Istirahat
jalan, istirahat jalan begitu seterusnya. Pepohonan sudah tidak begitu tinggi
seperti sebelumnya, sepertinya kami telah sampai di tempat selanjutnya yaitu
Shelter 2. Saya sendiri tidak tau persis letak Shelter 2, karena menurut info
tidak ada tanda yang menandakan seperti tempat-tempat sebelumnya (saat kami di
sana). Entah itu ada dimana, yang pasti sudah lebih dari 2 setengah jam kami berjalan,
dan kamipun istirahat lagi.
Jalurnya |
Selepas istirahat, kami kembali melanjutkan perjalanan.
Perjalanan kami lanjutkan ke tempat selanjutnya yaitu Shelter 3. Jalur menuju
tempat selanjutnya sudah bener amat sangat tidak bersahabat, treknya kaya
ngajak berantem. Ngos-ngosan kami dibuatnya, dan kami juga harus ekstra
hati-hati karena jalan yang licin. Sering kami harus memanjat meraih batang dan
akar pohon sebagai pegangan untuk berjalan, salah sedikit bisa kepleset dan
terjatuh.
Banyak sekali saya dapat cerita dari pendaki yang turun,
saat turun dari Shelter 3 ke Shelter 2 tidak sedikit yang terpleset dan jatuh
karena jalan yang licin. Menurut saya memang sangat sulit perjalanan turun
dibandingkan naik saat melewati kondisi seperti ini. Pokoknya dahsyat banget
dah lewatin jalur ini. Menuju Shelter 3 langkah kami sering banyak terhenti,
gak sedikit pula kami harus melewati jalur yang membuat kami putus asa, dan gak
sedikit juga kata-kata “astaga”dan “Yaa Allah” keluar dari mulut kami. Kami
benar-benar dibuat terperangah dan tidak berdaya melewati lintasan ini.
Pepohonan sudah mulai pendek dan sudah banyak dijumpai
pohon-pohon cantigi, sambil tergontai langkah ini dan nafas yang
termegap-megap, akhirnya syukur Alhamdulillah sekitar jam 4 sore lebih kami
sampai juga di Shelter 3. Tepat sebelum Shelter 3, kami harus melewati jalur
yang benar-benar WAH, mungkin bisa bikin nangis kalo gak kuat-kuat iman :D. gak
sedikit yang sangat kesulitan saat melintasi jalurnya, anda rasakan saja
sendiri gimana sulitnya,heheheh. Ditengah perjalanan menuju menuju Shelter 3,
sempat kami diguyur hujan, itulah sebabnya mengapa beberapa jalur menjadi amat
sangat sulit untuk dilewati. Beberapa saat sebelum sampai di Shelter 3,
untunglah ujan telah berhenti.
Hotel 1 malam di Shelter 3 |
Di tempat ini kami akan mendirikan tenda untuk bermalam,
kami mulai mencari tempat. Dan di tempat ini pula kami kembali bertemu dengan 3
orang teman kami yang sebelumnya telah berjalan jauh di depan kami. Akan tetapi
kami tidak bisa mendirikan tenda di dekat tenda mereka, yaa..karena tempatnya
yang memungkinkan. Akhirnya kami mencari-cari tempat untuk mendirikan tenda,
tak beberapa lama mencari, akhirnya kami mendapatkannya. Tempat inilah yang
akan menjadi hotel 1 malam kami.
Lagi-lagi hujan turun sebelum kami benar-benar berhasil
membangun hotel 1 malam kami. Kami harus terus bergegas membangun hotel kami
ditengah guyuran air hujan yang syukurlah tidak begitu deras. Hotel 1 malam
telah berhasil dibangun, kamipun member salam kepada Shelter 3. Tinggal sedikit
lagi perjalanan kami untuk bisa menginjakkan kaki di Puncak Kerinci. Dari sini
Puncak Kerinci sangat jelas terlihat, dan dari tempat ini pula Danau Gunung
Tujuh juga sangat jelas terlihat.
Senja telah datang, saatnya kami beranjak membuat makanan
untuk makan malam kami. Di Shelter 3 terdapat sumber air, jadi kami tidak perlu
kwatir akan sisa persedian air. Di Shelter 3 mudah untuk mendapatkan air,
berbeda dengan Shelter 1 yang agak sulit untuk mendapatkannya. Di Shelter 1
kami tidak berhasil mendapatkan air, karena menurut Juppy dan Nopi yang waktu
itu mau ngambil air, jalur untuk ke sumber air sangat sulit, karena itulah dia
memutuskan untuk kembali ke tenda demi keamanan. Karena itu pula di Shelter 1
kami memanfaatkan air hujan.
Tapi tidak di Shelter 3 ini, kami tidak lagi memanfaatkan
air hujan. Air hujan hanya kami manfaatkan untuk mencuci peralatan masak dan
makan kami, karena di sini air mudah didapat. Singkat cerita dan malampun telah
datang, menu untuk makan malam telah selesai dibuat. Kini saatnya kami mengisi
perut kami dengan menu tersebut. Makan malam telah selesai dilakukan, menikmati
malam sebentar sambil memandangi langit malam. Ada kejadian yang sedikit
kejadian mendebarkan sesaat sebelum kami makan malam, tapi itu tidak akan saya
ceritakan di tulisan ini.
Oke..kami harus tidur lebih awal malam ini, karena sekitar
jam 3 pagi nanti kami harus bangun untuk melanjutkan perjalanan ke Puncak
Kerinci. Alarm telah disetel, saatnya kami istirahat dan tidur. Didalam dingin
dan belaian Shelter 3, kamipun mulai terlelap. Selamat malam Shelter 3…kami
tidur dulu ya..
28 MEI 2014
Jam 3 pagi, kami terbangun oleh suara alarm yang telah
disetel sebelum tidur tadi. Akan tetapi beberapa dari kami masih enggan untuk
bangun, dan masih ingin untuk melanjutkan tidur, berbeda dengan Jubel. Disaat
kami masih ingin tidur, dia rupanya sudah sibuk di dekat alat masak di depan
tenda. Sepertinya dia sedang masak air, dan bikin roti bakar, kebetulan stok
roti kami masih ada. Dalam tidur semalam, gemericik hujan turun membasahi tenda
kami, itulah salah satu alasan yang membuat sebagian dari kami yang enggan
bangun walaupun alarm terus berbunyi. Syukurlah hujannya gak sampai pagi, jadi
kami bisa tetap melanjutkan perjalanan sesuai rencana.
Jam setengah 4, aku memaksakan diri untuk bangun, diikuti
juga dengan yang lain. Kami mulai bersiap-siap, menyiapkan apa-apa saja yang
akan kami bawa untuk perjalanan ke puncak nanti. Sebelum berangkat, sarapan
dulu. Menu yang dibuat Jubel tadilah yang akan mengisi perut kami ini. Oke…persiapan
telah selesai, kini saatnya kami harus melakukan perjalanan. Dalam perjalanan
ke Puncak, Irda tidak ikut naik, karena dia sudah pernah. Itulah yang menjadi
alasan utamanya tidak ikut, kami terpaksa meninggalkannya di Hotel satu malam
kami.
Hahaha…dia akan menyesal karena tidak ikut, ungkap saya
dalam hati. Sebelum berangkat kami berempat, menghampiri tenda Bli Widi, Bli
Dwi dan John terlebih dulu. Sesampainya di tempat mereka, kami menanyakan
keberadaan John, rupanya si John telah berangkat terlebih dahulu, imbuh mereka
berdua. Kami menunggu mereka berdua yang sedang siap-siap, setelah siap kamipun
mulai berangkat. Sekitar jam 4 lewat kami mulai bergerak, setelah sebelumnya
berdoa terlebih dahulu, agar diberikan kelancaran dan cuaca yang cerah. Let’s
go…
Kilauan lampu kota dari Shelter 3 |
Jalur yang akan kami lalui tidak sesadis jalur yang kemarin,
jalur menuju puncak lebih bersahabat. Walaupun harus memelalui beberapa
tanjakan terjal, tapi itu tidak sampai membuat kami termehek-mehek. Di atas
sana sudah banyak terlihat lampu-lampu senter, lampu-lampu itu membentuk sebuah
barisan yang lumayan bagus dilihat dari bawah sini. Sudah banyak yang jalan
terlebih dahulu seperti kami, itu Nampak jelas terlihat dari lampu-lampu senter
tersebut. Sedikit demi sedikit kami mulai meninggalkan area Shelter 3 dan
melewati batas vegetasi. Kami hanya membawa barang seperlunya, sisanya
ditinggal di tenda.
Jalur didominasi oleh bebatuan kecil, seperti kerikil dan
bertanah agak kemerahan. Jalurnya mirip sekali dengan jalur menuju puncak
Semeru, puncak Rinjani dan Puncak Slamet, 3 in 1. Syukur tidak ada angin pagi ini,
jadi kami bisa berjalan mulus melewati tanjakan ini. Akan tetapi bukan berarti
kami tidak berhenti, kami juga sering berhenti saatnya melewati jalan ini,
terutama saya. Saya sering kali berhenti, oksigen yang tipis (menurut saya)
membuat saya agak sedikit sudah menghirup oksigen, sehingga membuat saya sering
berhenti sejenak. Inilah yang terkadang membuat saya sedikit enggan untuk
mendaki sebelum matahari terbit.
Sunrise mulai muncul |
Rasa lelah saya lumayan sedikit terhapus, saat berhenti
sembari memandangi lampu-lampu jalan dan rumah-rumah di bawah sana. Cantik
sekali, seperti kerlap-kerlip bintang di langit sana, lumayan sebagai pengganti bintang-bintang yang tidak bisa
saya lihat di atas langit 2 hari ini. Ditengah perjalanan, sunrise mulai
terlihat di arah timur sana. Sayang cuaca tidak begitu cerah, jadi sunrisenya
tidak begitu sempurna. Tapi kami tetap bersyukur, karena kami masih bisa
melihat matahari terbit dari ketinggian 3000 mdpl lebih ini. Sambil memandangi
keindahan itu, kami terus berjalan, dan itu menambah semangat kami untuk terus
berjalan.
Pemandangan dari Tugu Yuda |
Sekitar jam 6 pagi, kamipun tiba di tempat datar yang berada
persis di bawah puncak Kerinci, yaitu Tugu Yuda. Dari sini tinggal sedikit lagi
untuk sampai ke titik tertinggi Kerinci, yah..hanya tinggal sedikit lagi maka tujuan
kami akan tercapai. Kami beristirahat di Tugu Yuda, menikmati pemandangan dari
lantainya sambil mengabadikannya kedalam kamera. Tampak banyak pendaki yang
telah sampai di puncak, tidak sedikit juga ada yang masih dalam perjalanan.
Kami beristirahat lumayan lama disini, sembari menunggu yang sedang naik sudah
benar-benar sampai puncak, agar tidak terjebak antrian.
Jalur ke Puncak dari Tugu Yuda |
Sekitar jam setengah 7 kami mulai melanjutkan perjalanan,
terlihat ada beberapa pendaki yang sedang dalam perjalanan turun. Jalur tidak begitu
berbeda dari sebelumnya, masih didominasi oleh bebatuan. Ditengah perjalanan
menuju puncak dari Tugu Yuda, kami bertemu John yang sedang turun dari puncak
dan berhenti sejenak. Kami kira ia akan melanjutkan perjalanannya turun, tetapi
tidak. Ia kemudian ikut naik lagi bersama kami, walaaahh…aje gile, kuat sekali
dia ikutan naik lagi. Perjalanan kami lanjutkan, aku berada di belakang
diantara teman-teman.
Kami terus berjalan melewati tanjakan dan bebatuan ini, dan
akhirnya setelah setengah jam perjalanan dari Tugu Yuda. Akhirnya kami berhasil
mencapai puncak, aku yang terakhir mencapai puncak diantara teman-temanku.
Seketika, haru dan bahagia menyelimuti kami semua, kamipun saling mengucapkan
selamat sambil berpelukan. Dan tak lupa kami memanjatkan puji dan syukur kepada
Tuhan Y.M.E, yang telah mengizinkan kami berada di puncak tertinggi Kerinci, di
Gunung Api tertinggi di Negri yang tercinta ini. Kondisi di puncak masih sangat
ramai, banyak pendaki yang belum turun dan juga yang baru sampai.
Puncak Kerinci |
Kami nikmati pemandangan yang tersaji di hadapan kami,
akhirnya perjuangan berbuah manis setelah memijakkan kaki di tempat ini,
sungguh bahagia yang luar biasa. Terlihat kelupan asap belerang terus keluar
dari kawah kerinci yang seringkali menutupi kaldera kawahnya. Sangat sulit
sekali melihat kea rah kawah kerinci, karena asap belerang tadi. Kami tidak
begitu lama berada di puncak, karena asap belerang yang begitu menyengat terus keluar. Sesekali
angin mengarah ke arah kami, sehingga asap belerangnya pun mengarah ke arah
kami. Karena itu kami tidak bisa berlama-lama, jika tidak ingin banyak
menghirup asap belerang tersebut.
Setelah dirasa cukup, dan sudah foto-foto, kami kemudian
turun. Tetapi Nopi dan Jubel masih ingin berada di puncak, akhirnya kamipun
meninggalkan mereka dan akan menunggunya di Tugu Yuda. Kami turun melalui jalur
yang kami lewati saat naik tadi. Terus menuruni jalan, dan tak terasa kami
sudah tiba kembali di Tugu Yuda. Disini kami beristirahat, santai-santai
menikmati pemandangan sambil menunggu Nopi dan Jubel turun dari puncak.
Pemandangan dari sini juga gak kalah bagusnya sama pemandangan di puncak, dan
kamipun kembali foto-foto di tempat ini.
Tugu Yuda |
Kira-kira 20 menit kemudian, Nopi dan Jubel telah sampai
disini, dan kamipun kembali bersama-sama menikmati pemandangan dari Tugu Yuda.
Setelah puas menikmati pemandangan, kamipun kemudian kembali melanjutkan
perjalanan turun ke Shelter 3. Kami turun, sekitar 45 menit berlalu, dan
kamipun tiba di Shelter 3. Sesampainya di camp kami, beberapa barang kami telah
dibereskan oleh Irda, waaahh…makasih ya beb :D. makan untuk kami yang baru
turunpun sudah ada yang tersaji, aahh…bener-bener sitimewalah kamu itu :p.
Ngejemur dan masak |
Berhubung matahari matahari sedang menunjukkan sinarnya,
kami sempat menjemur pakaian yang basah dan lembab. Kami beristirahat,
menghilangkan lelah karena perjalanan pagi ini. Kembali kami menikmati
pemandangan lagi dari tempat ini, sembari menunggu semua menu selesai dimasak
semua. Saya lebih memilih merebahkan badan sebentar di dalam tenda, sambil memandang
Danau Gunung Tujuh. Beristirahat dan mengumpulkan kembali stamina, karena
setelah ini kami harus berjalan kembali menuju basecamp pendakian Kerinci yang
berada di Kersik Tuo.
Persiapan turun dari Shelter 3 |
Makan dan istirahat telah selesai dilakukan, kini saatnya
kami membereskan barang-barang dan mempackingnya. Semua barang telah berhasil
dipacking, sekitar jam 12 siang kami mulai bergerak turun melewati jalan yang
kemarin kami lewati. Dalam perjalanan turun kali ini, kami tidak lagi bermalam,
tapi kami akan langsung menuju basecamp. ternyata benar perjalanan turun lebih
sulit dibandingkan perjalanan naik, tapi semua itu kami hiraukan sambil tetap
berhati-hati. Kami terus berjalan melewati jalanan yang semakin becek, ditengah
perjalanan kamipun juga sering berpapasan dengan pendaki yang hendak naik, kami
bertegur sapa dan memberikan mereka semangat.
Istirahat di Shelter 2 |
Sampai di Shelter 2, kami beristirahat. Alat masak
kami keluarkan, untuk menyeduh kopi dan teh manis, serta sedikit nyemil makanan yang masih
tersisa di tas. Sembari masak dan nyemil, kami disini juga menunggu beberapa
teman yang belum turun. Kaki sudah belepotan, sepatu juga sudah belok,
lumayanlah ada kesempatan buat ngebuangin lumpur dan tanah yang menempel di
sepatu. Yang kami tunggu akhirnya tiba, dan kamipun beristirahat bersama. Agak
lama juga kami istirahat disini, sampai-sampai dingin sudah mulai menyerang
kami.
Akan tetapi rasa dingin itu harus ditahan, karena keinginan
diri yang masih ingin istirahat disini. Ada yang berbeda dari kemarin, ditempat
ini kami lihat sudah ada plang yang betulisan Shelter 2. Karena plang itulah
akhirnya kami tau kalau tempat ini adalah Shelter 2. Istirahat selesai, kamipun
kembali melanjutkan perjalanan. Jalur licin dan tanah becek lagi-lagi
mengganggu perjalanan kami, tapi kami tetap terus berjalan, dan akhirnya kami
tiba di Shelter 1. Kami berhenti sejenak disini, kemudian kembali melanjutkan
perjalanan. Ditengah perjalanan dari Shelter 1 ke pos 3 hujan mulai turun namun
tidak deras. Syukurlah sesaat setelah hujan mulai deras, kami tiba di Pos 3,
istirahat dan meneduh sebentar disini.
Jas hujan mulai kami kenakan, untuk melindungi tubuh ini
dari air hujan, lalu kami lanjutkan perjalanan. Jalur turun sudah tidak securam
jalur sebelumnya, namun jalanan becek dan berlumpur tebal lebih sering kami
jumpai dan harus kami lewati. Kami terus berjalan tanpa henti, karena kami
tidak ingin kemalaman di jalan. Tak terasa kami tiba di pos 2, kami kami tidak
berhenti disini, kami terus melanjutkan perjalanan. Dalam perjalanan ke pos 1,
saya mulai kesulitan berjalan. Sepatu yang saya pakai jebol, sehingga membuat
saya sedikit kesulitan dalam berjalan. Saya tetap paksakan sepatu itu hingga
sampai kemampuan terakhirnya.
Bheychyek gak ada oyjheg |
Terus berjalan, dan kamipun tiba di pos 1, kami tidak
berhenti disini, masih terus berjalan. Dan syukurlah perlahan hujan sudah mulai
berhenti beberapa saat setelah melewati pos 1. Beberapa menit setelah melewati
pos 1, sepatu yang saya gunakan sudah mencapai batas maksimalnya, terpaksa saya
melepas dan menentengnya. Saya berjalan mengunakan sepatu hanya di kaki kanan
saja, sebelah kirinya hanya menggunakan kaos kaki. Namun itu membuat jalan saya
lebih nyaman dari sebelumnya, akan tetapi tetap saja saya tidak bisa
mempercepat langkah saya.
Dan akhirnya kami sampai di Pintu Rimba, kami tidak berhenti
disini, kami terus melanjutkan perjalanan dan mulai memasuki ladang. Dengan
keadaan nyeker sebelah saya terus berjalan, sampai di Pos Perijinan, saya
berhenti sejenak untuk menggunakan sandal dipinjami oleh juppy. Lanjut lagi
jalan tak lama kemudian, dan akhirnya syukur Alhamdulillah akhirnya kami sampai
di tempat titik awal pendakian sekitar jam setegah 6 sore. Di tempat ini
perjalanan di Gunung Kerinci kami akhiri, selanjutnya kami menggunakan
kendaraan untuk menuju Basecamp.
Di tempat ini saya harus meninggalkan sepatu saya. Gak rela
juga ninggalinnya, karena itu pemberian teman dan banyak kenangan. Tapi apa boleh buat sepatu tersebut sudah
tidak bisa digunakan lagi. Awalnya saya berniat untuk membawa tapak bawahnya,
akan tetapi tapak bawah sebelah kanannya sudah tidak ada, mungkin sudah copot
dalam perjalanan turun dari pos 1 tadi. Dan akhirnya dengan sangat menyesal
saya meninggalkannya. Kendaraan yang akan mengantar kami ke Basecamp telah
tersedia, kami langsung memasukan barang bawaan dan menaiki kendaraan tersebut.
Alhamdulillah, pendakian ini berjalan dengan lancar, semua
itu karena perlindungan Tuhan Y.M.E. Kini saatnya menuju Basecamp, beristirahat
dan membersihkan tubuh kami ini. Terimakasih yaa..Tuhan atas semuanya. Tak
beberapa lama, kamipun tiba di Basecamp. aahh…senang rasanya, karena disini
kami akan beristirahat dan tidak lagi harus berjalan kaki sambil membawa beban.
Banyak juga pendaki yang sudah sampai terlebih dahulu, dan gak sedikit pula
pendaki yang baru datang untuk mendaki keesokan harinya.
Beres-beres barang dan membersihkan badan, itulah aktifitas
yang kami lakukan. Bercengkrama dan bersenandung bersama sahabat-sahabat alam
sambil menyantap makan malam, itulah hal-hal yang paling menyenangkan. Tak
terasa malam semakin larut, kini saatnya kami tidur dan benar-benar
beristirahat.
29 MEI 2014
Pagi telah datang, sekitar jam 6 pagi, kami terbangun dari
tidur nyenyak kami. Cuci muka kemudian membereskan barang untuk persiapan
pulang. Sekitar jam setengah 7, travel yang akan mengantar kami telah tiba,
kami kemudian memasukan barang-barang. Jam 7 kami kemudian berpamitan kepada
orang-orang yang berada disini, terutama kepada pemilik Basecamp. Setelah
berpamitan saatnya kami menaiki kendaraan, Selamat Tinggal Kersik Tuo, Sampai
bertemu kembali.
Mlipir |
Kami akan pulang ke Jakarta melalui Padang, kendaraan yang
kami tumpangi kemudian bergegas menuju kota itu. Jalan berkelok-kelok melewati
bukit itu akan kami lalui, 1 setengah jam berlalu kamipun singgah sejenak di
sebuah warung, guna untuk sarapan. Selepas sarapan kami lanjutkan lagi
perjalanan, ditengah perjalanan kami sempat diceritakan tentang Gunung Kerinci
oleh Pengemudi Travel itu. Saya, Juppy, Irda dan Nopi berada di kendaraan ini,
dan kamipun mendengarkan sembari sedikit bertanya. Sementara, kendaraan yang 1
nya di isi oleh Jubel, Bli Widi, Bli Dwi dan John, kami tidak tau kegiatan apa
yang mereka lakukan dalam perjalanan ini.
Sesekali kendaraan yang kami tumpangi berhenti, karena sang
pengemudi kedua kendaraan yang kami naiki merasa ngantuk, kami memakluminya
setelah mengetahui ceritanya. Ditengah perjalanan kami sempat disuguhi
pemandangan Danau atas Danau bawah di kabupaten Solok. Indah juga dilihat dari
dalam kendaraan ini, tak lupa beberapa dari kami mengabadikan keindahannya.
Kendaraan yang kami tumpangi sempet berhenti di depan POM Bensin, dan tempat
ini masih di kawasan Danau tersebut. Sementara kendaraan yang 1 yang berada di
depan kami sepertinya tetap melaju, itu ditandakan karena tidak adanya mereka.
Danau atas dan bawah. photo by me. |
Makan-makan |
Es Ren Duren |
Destinasi yang kami
akan datangi selanjutnya adalah suatu tempat yang menjual Es Duren, saya lupa
dimana daerahnya. Konon katanya Es Duren di sana enak dan terkenal. Sampai tempat
yang dimaksud, kami kemudian menuju dan masuk ke dalam tempat yang menjual Es
Duren itu, selain Es Duren ada juga menu lain yang dijual di tempat ini.
Setelah makan Es Duren, kami melanjutkan lagi perjalanan, kami akan menuju
Bandara untuk pulang ke Jakarta. Sebelum ke Bandara mampir dulu ke tempat
oleh-oleh, karena beberapa dari kami ada yang ingin membeli oleh-oleh, tapi
saya tidak ikutan beli,heheh..
Beli oleh-oleh selesai, dan kini saatnya kami bergegas
menuju Bandara Minangkabau. Menjelang gelap kami tiba di Bandara, kini saatnya
kami pulang ke Jakarta. Terimakasih
Tanah Sumatra Barat, Terimakasih Tanah Kerinci dan Terimakasih pula untuk
pengemudi Travel kami. Akhirnya perjalanan ini telah selesai terlaksana.
TERIMAKASIH saya yang tak terhingga untuk ALLAH S.W.T atas
segala nikmat dan Karunianya, dan juga untuk Para Rasulnya, terutama baginda
besar Nabi Muhammad S.A.W, berserta para keluarga dan sahabatnya.
Terimakasih buat Orang tua saya yang pasti tidak
henti-hentinya berdoa untuk anaknya ini selama di perjalanan.
Terimakasih untuk kalian manusia-manusia hebat di Bumi ini:
Juppy, Irda, Nopi, Jubel. Dan untuk Bli Widi, Bli Dwi dan Mr John yang sudah
rela datang jauh-jauh dari Bali untuk mengikuti perjalanan ini.
Terimakasih juga untuk sahabat-sahabat yang baru kami kenal
baik di Basecamp maupun saat di Gunung Kerinci, semoga kita bisa ketemu lagi
baik di ketinggian maupun di dataran. Terutama untuk penghuni dan pemilik
Basecamp, terimakasih banyak untuk semuanya.
Dan yang terakhir Terimakasih untuk yang telah mendoakan
kami, dan juga yang telah bersedia membaca tulisan ini J
No comments:
Post a Comment