Friday 6 May 2011

ANTARA JOGJA, PRAMBANAN DAN KOPI JOSS


Siang itu, kami dapati sebuah pernyataan dari seorang teman, bahwa “hanya dengan uang Rp 3.000 kita sudah bisa keliling Jogja”. “waahhh…gimana caranya?” sambut kami semua. “naik Busway” (Trans Jogja) ia pun menjawabnya, kami semua kontan langsung menjalankan pernyataan tersebut.

Kami berjalan kaki menuju halte Busway, yang berjarak kira-kira +- 150an meter dari tempat dimana kami berada. Membeli tiket dan menunggu,  tak berselang lama Busway yang ingin kami naikipun datang, dan kami menaikinya. Petualangan mengelilingi Jogja menggunakan Busway dimulai.

Tak banyak aktifitas yang kami lakukan di dalam Bus, hanya duduk dan berbicara sambil melihat-lihat suasana jalan yang dilalui oleh Bus ini. Kami nikmati semua apa saja yang tersaji di jalan-jalan tersebut, hingga akhirnya seluruh jalur yang dilalui Bus ini telah terlewati, kini saatnya kami turun dan berganti Bus.

Kami transit di sebuah halte untuk berganti Bus, tak berselang lama, bus yang akan melewati jalur yang berbeda dari Bus sebelumnya datang, kami lalu menaikinya. Aktifitas yang sama juga terjadi seperti di Bus sebelumnya, dan begitu seterusnya hingga beberapa kali.

Hampir 3 jam melakukan aktifitas seperti itu, seluruh Busway yang melewati jalanan-jalanan kota Jogja telah kami naiki, setelah dirasa sudah mengelilingi Jogja, petualangan mengelilingi Jogja dengan uang Rp 3000 telah terlaksana, kini saatnya turun untuk berpindah Bus dengan tujuan akhir Prambanan.

Menunggu di halte yang akan dilewati oleh Busway tujuan akhir Prambanan, beberapa menit kemudian Bus tersebut datang, kami menaikinya. Kini saatnya menuju tempat selanjutnya, tempat yang telah kami rencanakan untuk dikunjungi sebelumnya, setelah mengelilingi Jogja. Suasana Bus yang nyaman membuat perjalanan tak terasa, rupanya kami telah sampai di tujuan akhirnya.

Sore itu, cuaca sejuk membelai wajahku, ribuan detik telah terbunuh untuk menuju tempat itu. kusandarkan lelahku dimesranya sore itu, di sebuah bangku panjang, bangku angkringan. ku isi perut laparku dengan 2 bungkus nasi, tak lupa gorengan dan kepala ayam, serta segelas teh manis hangat menjadi pelengkapnya, begitupun juga dengan teman-temanku.

Sore itu waktu menunjukkan pukul 16:30, bergegas melangkahkan kaki-kaki ini, tak semua langkah terpakai untuk sampai ke tempat itu. Kami menaiki kereta kuda untuk sampai ke tempat itu, aaahh,,,lagaknya seperti raja di keraton saja. yups!! tak beberapa lama menaiki kereta kuda itu, kami lalu turun dan melangkahkan lagi kaki-kaki ini untuk benar-benar sampai ke tempat itu.

Langkah demi langkah terlewati sudah, terlihat tumpukan batu berdiri dengan gagah, entah gimana caranya tumpukan batu itu bisa berdiri dengan gagah??!!. Candi Prambanan, sebuah candi yang ingin sekali aku jumpai, kini terlihat didepan mata. Aaahh,,, sungguh romantis suasana sore itu, ratusan orang berlomba-lomba mengabadikan keindahannya.

Sayang,, kameraku sudah tak mampu lagi bertahan, untunglah HP kesayanganku selalu setia menemaniku. kuabadikan beberapa keindahan melalui HP kesanyanganku,, lumayanlah,, walau hasilnya tak sebagus kamera digital, tapi cukup untuk kenang-kenangan. 

Hhmm… sungguh sayang,, keindahan candi itu tak seperti dulu… gempa dashyat yang mengguncang kawasan ini beberapa waktu lalu, telah menghancurkan beberapa tumpukan batu,, ada juga beberapa yang hilang. Telihat beberapa komplek candi sedang diadakan renovasi.

Entah sampai kapan kegiatan itu akan berakhir..?? yang pasti selama kegiatan itu berlangsung, kita tidak diperbolehkan masuk ke dalam candi,, huh!! Sayang,, padahal kami sangat ingin sekali masuk ke dalam candi, agar bisa melihat Arca-Arca yang ada di dalamnya.

Namun apa daya, demi keamanan dan kenyamanan, pihak pengelola melarang pengunjung memasuki bangunan candi. So, kami dan pengunjung lain hanya bisa menikmati dari batas aman, yang telah dibuat oleh pengelola berupa pagar besi setinggi kurang lebih 1 meteran.

Semoga proses renovasi tak berlangsung lama, sehingga para pengunjung bisa menikmati keindahan yang ada dalam candi.

Hari mulai beranjak gelap, matahari telah pulang ke peraduannya, kami masih menikmati keindahannya. Para pengunjung perlahan mulai lenyap dari hadapan, aku dan beberapa temanku terus bergerak mengelilingi komplek candi.

Hari sudah benar-benar gelap, tiba saatnya kami harus rela meninggalkan tempat itu, padahal kami masih ingin menikmatinya, namun apa daya,, waktu pula yang membuatnya harus meninggalkan Candi indah itu.

Kaki terus melangkah, ku hadapkan lagi pandanganku kepadanya, hingga ia benar-benar hilang dari pandanganku. Rintik hujan membasahi tubuh, membuat indahnya suasana saat itu. Dan kini saatnya kami bergegas kembali menuju tempat dimana kami menginap di sebuah kediaman seorang teman yang saat itu juga ikut.
Semoga keindahanmu tak pernah mati
Semoga kegagahanmu akan terus bernyanyi

Sebelum kembali ke kediaman teman, masih ada 1 tempat lagi yang akan kami datangi, sebuah tempat yang berada di sebelah utara Stasiun Tugu Jogja. Selepas keluar dari area candi, kami menuju halte Busway yang terletak tidak begitu jauh, sampai di halte kami masuk dan membeli karcis, dan menunggu Bus.

Bus yang akan kami naiki akhirnya datang, kami menaikinya. Hampir 1 jam lebih perjalanan, dan akhirnya telah sampai di halte Busway Malioboro, kami turun disini. Setelah turun kami lalu berjalan ke arah utara, melewati sebagian jalan Malioboro, dan melewati rel Kereta Api Stasiun Tugu Jogja.

Setelah menyebrangi rel, beberapa meter kemudian terdapat sebuah gang, aahhh…akhirnya kami tiba ditempat ini. Bebelok kekiri di gang tersebut, dari sini sudah terlihat deretan warung Angkringan (lebih dominan), dan para pembelinya yang sedang asyik menikmati sajian di plataran trotoar itu.

Kami menuju salah satu warung Angkringan, yang di depan nya terpampang banner “warung angkringan Lek Man”. Warung Angkringannya sering didatangi, begitupun juga warung-warung Angkringan di sebelahnya. Warung Angkringan yang ada disini semua tak pernah sepi, tempatnyapun sudah sangat terkenal, semua yang sering ke Jogja pasti menyempatkan diri datang kesini.

Sesampainya di Angkringan Lek Man, kami lalu memesan yang menjadi maskot disini, sebuah minuman yang tidak lazim pada umumnya, yaitu KOPI JOSS. Hidangan kopi yang disajikan sangat tidak lazim pada umumnya, setelah kopi diseduh dengan air panas dan diaduk, kopi kemudian dimasukkan arang yang sedang membara.

Saat arang tersebut dimasukkan ke dalam gelas kopi tersebut, seketika terdengar suara “Jooossssss”, karena suara itulah makanya kopi ini dinamakan KOPI JOSS. Kami  menyaksikan prosesi tersebut, karena sebelumnya merasa penasaran akan apa yang banyak diceritakan tentang kopi tersebut, kini penasaran itu telah hilang, setelah melihat prosesi tersebut.

Harga untuk segelas kopinya pun murah, hanya Rp 2.000 pergelas, dan gelasnya pun lumayan besar. Kopi Joss telah tersaji, kini saatnya menikmati rasa kopi tersebut, setelah sebelumnya kami juga memesan makanan yang tersaji di Angkringan tersebut. Selain Kopi Joss, kami juga menikmati menu khas, yaitu Nasi Kucing.

Sebuah nasi yang dibalut bungkusan, dan sudah terdapat lauk di dalamnya, nasi dengan harga Rp 1000 itu menjadi menu makan malam dan teman minum kopi. Kami akan menikmatinya menu tersebut, di trotoar seberang jalan, sebuah tempat yang menjadi favorit pengunjung disini selagi menikmati menu-menu yang siap disantap. Dengan rasa kebersamaan kamipun menikmati menu yang telah dipesan, yaitu KOPI JOSS dan NASI KUCING berserta lauknya.

Aahhh…sungguh nikmat rasa kopi tersebut, aroma kopi dan bau arang sangat kental terasa. Alunan lagu-lagu yang keluar dari suara-suara beberapa pengamen, menambah lengkap suasana saat itu. Kamipun terus terbuai dalam damainya malam di Jogja, malam yang umumnya tidak selalu kami dapatkan, suasana itulah yang membuat kami (khususnya aku) selalu ingin kembali ke Jogja.

Malam semakin larut, kami terus terbuai dalam suasananya, makan dan minum kopi akhirnya selesai, kini saatnya kami kembali ke tempat dimana kami akan menghabiskan sisa-sisa malam. Perjalanan pulang, kami habiskan dengan berjalan kaki, lurus terus melewati sepanjang jalan Malioboro, belok kiri di depan monumen 11 maret, hingga akhirnya kami sampai juga, dan saatnya kami beristirahat.
TERIMA KASIH JOGJA
 

2 comments:

  1. Salam, kalau ke joga lagi jngan lupa mampir ke solo mas.. ada gudeg ceker khas Solo....

    iples.blogspot.com

    ReplyDelete
  2. waahhh... boleh tuh kapan2 dicoba :)

    ReplyDelete