Wednesday 30 March 2011

BANJIR LAHAR DAN HIBURAN


Hari itu, matahari hampir terbenam di ufuk barat. Sementara, di tempatku berada hujan turun agak deras, dan saat itu kudengar kabar melalui hape, bahwa telah terjadi banjir lahar dingin di sungai kaliputih. Aku, Deni dan Anang segera bergegas menuju posko Jumoyo, untuk memantau situasi banjir lahar dingin tersebut. 

Kami gunakan sepeda motor untuk bisa sampai di Jumoyo, ditengah hujan yang semakin deras, kami terus pacu sepeda motor itu. Air hujan yang turun, serasa seperti  seperti jarum-jarum tajam yang menghujam dan menusuk wajah kami, tapi itu tak kami hiraukan, karena kami harus segera sampai tujuan.

Akhirnya kami tiba jua di posko Jumoyo, sepeda motor langsung kami parkirkan, lalu segera menuju belakang, untuk segera meninjau banjir lahar tersebut. Alangkah terkejut saya, banjir lahar dingin tersebut begitu sangat deras dan sangat besar, jeram yang bergulung-bergulung seolah membuat liukan-liukan ombak.

Banjir tersebut lebih deras dan lebih besar dibandingkan banjir yang terjadi pada tanggal 20 desember kemarin,dan debit airnyapun juga begitu besar. Aku hanya terdiam dan menyaksikan kejadian tersebut, seraya bekata dalam hati “apa jadinya jika seseorang terseret oleh banjir tersebut?!”.

15 menit berada dipinggir sungai, aku kemudian diajak Anang untuk memantau situasi di jalan Magelang-Jogja. Sesampainya disana, keadaan lalu lintas mengalami kemacetan, akibat jalan tersebut ditutup. Keadaan hampir kisru, karena ada beberapa pengendara sepeda motor nekat untuk melintas jembatan kali putih.

Kekisruan tersebut segera leyap, setelah beberapa pemuda yang berada disana membiarkan mereka untuk tetap lewat, sayangnya tak terlihat adanya petugas yang mengendalikan keadaan lalu lintas saat itu. Para pemuda membiarkan mereka lewat karena pengendara memaksa untuk tetap melintas, andai saja ada beberapa petugas, mungkin kekisruan tersebut takterjadi.

jalan ditutup karena air banjir telah masuk kejalan raya, itu membahayakan bagi penguna jalan jika tetap melewati jembatan tersebut. Badan sungai seudah tak mampu menampung debit air yang begitu banyak, sehingga banjir tersebut menggenangi beberapa bagunan yang berada tak jauh dari bibir sungai.

Debit air dan derasnya arus berangsur-angsur mulai mereda, tedengar pula laporan dari atas bahwa banjir telah usai, dan debit air sudah mulai surut. Atas pertimbangan tersebut, jalan Magelang-Jogja kembali dibuka, dan pengendara baik motor,mobil, truk dll, sudah bisa melewati jalan tersebut.

Banjir telah benar-benar berakhir, dan air telah surut, akhirnya aku dan Anang kembali menuju posko, untuk beristirahat dan mengkondisikan badan. Beristirahat sejenak di posko Jumoyu, menikmati segelas kopi dan sebatang rokok, membuat suasana kembali begitu bersahabat.

Usai beristirahat, kami kembali ke posko Sawangan untuk menjemput rekan-rekan , karena selanjutnya kami harus segera menuju New Selo untuk menghadiri sebuah acara. Sebuah acara yang harusnya kami hadiri selepas magrib tadi, tapi karena terjadi banjir lahar dingin, akhirnya kami menunda keberangkatan tersebut.

Disela perjalanan menuju Sawangan, kami berhenti sejenak di Posko JM Srumbung, untuk menjemput rekan kami yang berada di posko tersebut, setelah menjemput meraka kami langsung bergerak menuju Sawangan. Tiba di Sawangan, kami menjemput rekan yang ada di Sawangan, tak perlu menunggu lama, personil telah lengkap dan saatnya kami semua menuju New Selo.

Melewati jalan yang berkelok-kelok dan menajak, membuat beberapa penumpang yang beda di area belakang mobil, mulai merasakan mual. Si Montok, begitulah kami memanggil mobil tersebut, sebuah mobil Jenazah berplat nomor Riau yang dipinjamkan oleh Eko (temanku di Jogja), meliuk-liuk melewati jalanan khas pegunungan.

Setelah hampir setengah jam, akhirnya kami tiba di New Selo, kami langsung disambut oleh dinginnya cuaca disana. Uuuggggghhhh...serasa begitu dingin, semakin dingin karena aku menggunakan celana pendek. Tapi untung saja aku menggunakan jaket yang lumanyanaman untuk dipakai pada suasana pegunungan.

New Selo, sebuah lokasi yang berada di kaki gunung Merapi, sebuah lokasi yang biasanya menjadi tujuan awal untuk mendaki gunung Merapi. Turun dari mobil, kami langsung menuju tempat diadakannya acara, acara yang bertajuk “malam hiburan pasca erupsi Merapi”, ditujukan untuk para penduduk di New Selo, yang juga terkena dampak erupsi Merapi.

Acara tersebut dibanjiri oleh penduduk sekitar dan beberapa relawan, kami langsung larut dalam suasana tersebut. Tak menunggu lama, akhirnya acara hiburan musik dimulai, kami langsung menuju area di dekat panggung setelah sebuah lagu khas campur sari dimainkan, kami kemudian berjoget, berjoget mengikuti alunan musik.

Kami memang sangat haus akan hiburan, maklum saja selama diposko tak ada hiburan yang menemani kami, hanya sebuah obrolan-obrolan dan koneksi lambat internet yang menjadi hiburan kami. 1 lagu telah selesai, lanjut ke lagu berikutnya, dan kamipun terus berjoget, berjoget tanpa henti, berjoget menikmati lagu yang dimainkan.

Disela jogetan, kadang aku tertawa oleh jogetan beberapa rekanku, beberapa warga juga terlihat tertawa karena melihatnya, dan beberapa rekanku juga ikut tertawa. Hmmm...ada-ada saja ulah meraka, mereka tak kenal malu, dan terus berjoget tanpa henti, dan akupun juga ikutan berjoget, berjoget menikmati lagu-lagu yang terus dimainkan.

Hampir 2 jam musik campur sari terus dimainkan, tapi kami tak henti berjoget, seolah rasa lelah tak menghampiri kami. Udara dingin yang tadinya begitu menusuk tulang, tapi tak kami rasakan, karena jogetan dan alunan musik, sangat begitu menghangatkan tubuh kami.

Jam 11 malam, dan akhirnya acara musik campur sari telah usai, sepertinya kami tak rela acara itu usai, karena kami belum puas menikmati hiburan tersebut. Tapi apa daya kami harus menerima kenyataan itu, dan kamipun merelakannya. Hmm...acara yang sangat mengibur kami, hiburan yang benar-benar kami sangat butuhkan.

Acara usai, saatnya kami kembali menuju posko Sawangan, dan simontokpun dengan setia mengantar kami. Melewati jalan yang tadi kami lewati, si montok melesat begitu lincah.di tengah perjalanan, kami sempatkan mampir ke Ketep Pass, untuk menikmati keindahan malam bersama orang-orang terhebat.

Aaaahhh...lumayan, satu buah hiburan telah kami rasakan, rasa yang ingin terus kami nikmati. Tampak senyum dan bahagia tergurat di wajah kami semua.

23 DESEMBER 2010

No comments:

Post a Comment